Pembelajaran Fungsional
Ilustrasi tawuran pelajar.--jpnn
BACA JUGA:17 Mahasiswa UGJ Ikuti Program Student Exchan, 13 Mahasiswa Diantaranya ke Universiti Malaysia Sabah
Setiap sekolah, pastilah telah memiliki data tentang keadaan siswa dan persoalan yang melikupinya baik secara personal maupun secara umum. Sekolah biasanya mengindentifikasi siswa yang memiliki prilaku special yang perlu dibantu utuk menyelesaikannya.
Beberapa siswa bermasalah biasanya bermula dari pola asuh orang tua, seperti: kedua orang tuanya bekerja dan dititipkan pada neneknya, salah satu orang tua temperamental (biasanya ayah), tinggal bersama orang tua sambung, (biasanya ibu tiri). Selain itu, situasi sosial tempat tinggal siswa dan latar belakang ekonomi juga mempengaruhi prilaku siswa.
Persoalan di atas, tentu akan mempengaruhi siswa dalam belajar dan sosialisasi. Pembulian, usil, membolos sekolah bahkan tawuran antar pelajar bisa dipicu oleh persoalan di atas.
Maka persoalan tersebut menjadi perhatian sekolah terutama guru untuk peduli dan menguatkan siswa serta memberi motivasi agar tidak melanggar norma sekolah dan norma masyarakat.
BACA JUGA:Dinkes Sidak Dapur Lapas Kelas 1 Cirebon, Ini Hasilnya
Guru dengan informasi yang diperoleh tentang keadaan siswa tersebut secara kolektif menurut bidangnya masing masing, melakukan pembelajaran dengan memasukkan nilai-nilai atau ajaran yang memotivasi dan mendorong siswa untuk mampu menghentikan perilakunya yang bertentangan dengan norma dan konsisten untuk melakukan hal yang baik. Itulah yang dimaksud pembelajaran fungsional.
Jadi, pembelajaran fungsional yang dimaksud adalah guru, dengan berbagai mata pelajaran dari berbagai sudut pandang yang dimiliki, semuanya berupaya untuk memasukkan dan menyisipkan nilai-nilai atau ajaran yang menyentuh kebutuhan siswa.
Dengan berorientasi pada persoalan siswa di atas, pada saat pembelajaran, guru menyisisipkan dan menyampaikan materi secara konsisten.
Misalnya, ketika secara umum siswa berlatar belakang ekonomi lemah, maka guru terus memotivasi agar ketidakberuntungan tersebut tidak membuat siswa patah arang bahkan dipacu agar semangat. Begitupun ketika menentukan tugas atau projek, upayakan untuk memanfaatkan bahan sederhana dan tanpa perlu mengeluarkan uang yang berlebihan.
BACA JUGA:Kelurahan Jagasatru Jadi Kelurahan Tangguh Bencana
Secara teknik, bisa jelaskan prosedur pelaksanaan pembelajaran fungsional sebagai berikut. Informasi tentang kecenderungan prilaku siswa dihimpun oleh sekolah melalui wakasek kesiswaan dan guru BK.
Informasi tersebut oleh wakasek kesiswaan dan gur BK disampaikan secara priodik, mislanya sebulan sekali dalam briefing, disampaikan di depan guru.
Berbagai persoalan itu, lalu oleh guru dijadikan pertimbangan untuk menyisipkan materi dalam pembelajaran. Kolektifitas guru dalam peduli pada persoalan siswa dan secara bersamaan menyentuh persoalan-persoalannya, membuat siswa menjadi nyaman dan merasa diperhatikan.
Tindakan ini, walaupun bersifat idealis, namun pernah saya praktekkan pada saat saya menjadi wakasek kesiswaan di SMP Negeri 12 dan SMP Negeri 6 Kota Cirebon.