Pompa Air Laut yang Masuk ke Saluran Irigasi Pertanian

BUANG AIR LAUT: Petani dan Pemdes Suranenggala berupaya memompa air laut yang ada di saluran irigasi pertanian Desa Suranenggala.-cecep nacepi-radar cirebon

SELAIN masalah kekeringan, petani di Desa Suranenggala juga dihantui oleh air laut yang mulai masuk ke irigasi lahan pertanian. Petani khawatir, air laut yang masuk ke areal sawah, menyebabkan lahan pertanian mati.

Oleh karena itu, para petani berupaya menutup saluran air yang masuk ke sawah. Bahkan, mereka mencoba membendung irigasi dan menyedot air laut yang sudah masuk ke saluran irigasi agar tidak masuk ke lahan pertanian. 

“Langkah ini mempertahankan sawah agar tetap hidup, air asin saya buang ke muara laut. Soalnya kalau air asin masuk ke sawah, maka tanaman padi mati semua,” kata salah seorang petani, Cadisa (52).

Pantauan di lapangan, ada dua mesin pompa air dengan kapasitas 2,5 inch tengah menyedot air laut untuk dibuang ke muara pinggir pantai.

BACA JUGA:Program TMMD Ke-121 Berikan Banyak Manfaat bagi Masyarakat

Upaya tersebut dilakukan oleh petani dan Pemerintah Desa (Pemdes) Suranenggala selama satu hari penuh, Rabu hingga Kamis (22/8).

“Air laut ini masuk ke irigasi terlalu jauh, dekat ke pemukiman penduduk. Makanya kita pompa, buang lagi ke laut. Agar air laut tidak masuk ke sawah,” ujar Astika selaku Ekbang Pemdes Suranenggala.

Dijelaskannya, sudah dua minggu air laut masuk ke saluran irigasi, lantaran kekeringan air tawar. Saat ini, sambungnya, sawah di Desa Suranenggala hendak mendapat giliran air dari Waduk Jatigede untuk mengairi sawah yang kekeringan.  

Karena itu, agar air laut ini tidak tercampur dengan air tawar yang hendak mengairi sawah, mereka mencoba memompa air laut yang ada di irigasi. 

BACA JUGA:Buntut Panjang Styrofoam

“Kita khawatir air tawar tidak bisa mendorong air laut atau sampai tercampur. Kalau air laut masuk ke sawah, maka menyebabkan lahan pertanian mati. Karena itu, kita pompa sampai air laut benar-benar tidak ada,” jelasnya.

Astika menjelaskan, lahan pertaniannya baru mendapatkan giliran air sekitar 11 hari sekali. Hal itu, lantaran lahan sawah tersebut adalah paling ujung dan dekat dengan laut Cirebon. 

“Kalau saya sih mintanya giliran satu minggu sekali. Tapi sekarang lama, 11 sampai 12 hari baru dapat giliran air untuk lahan pertanian. Jadi terpaksa, sawah disini mengalami kekeringan dan air laut naik ke irigasi pertanian,” tandasnya. (cep)

Tag
Share