Dapat Julukan Sang Pawang ODGJ, Selalu Bawa Peralatan Cukur, Sabun dan Pakaian Bersih
Anggota Satpol PP Kuningan Yoyon Suryono menunjukkan alat cukur dan mandi yang disimpan di box bagasi motor untuk menangani ODGJ. -ist-radar cirebon
Tapi perilaku itu tidak berlaku bagi Anggota Dinas Satpol PP dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Kuningan bernama Yoyon Suryono (58). Pria yang akrab dipanggil Yoyon itu malah tak segan memperlakukan para ODGJ yang ditemuinya di jalanan layaknya orang normal. Dengan tulus, Yoyon menangani para ODGJ dan orang terlantar dengan diberi makan, pakaian bahkan tak segan dia memandikannya.
Tak heran jika kemudian kawan-kawan sekantornya menjuluki Yoyon sebagai pawang ODGJ. Sebagai bentuk keseriusannya menangani ODGJ, isi box bagasi motor dinasnya yang memang agak laen dengan petugas Satpol PP Kabupaten Kuningan lainnya. Bukan borgol atau pentungan, namun Yoyon mengisinya dengan alat cukur, perlengkapan mandi hingga pakaian bersih.
Bukan tanpa alasan, Yoyon menyiapkan segala perlengkapan perawatan tubuh tersebut sebagai persiapan jika dia bertemu orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) atau orang terlantar di jalanan. Atau bahkan jika mendadak ada panggilan dari nomor pengaduan masyarakat (Dumas) yang melaporkan keberadaan para penyandang masalah sosial serperti ODGJ dan orang terlantar yang butuh penanganan, dengan sigap Yoyon akan langsung berangkat ke lokasi penemuan.
"Saya punya alat cukur, sabun mandi antiseptic, sampo sampai baju ganti ada. Ini selalu saya bawa untuk jaga-jaga kalau di jalan ketemu ODGJ atau orang terlantar kondisinya kotor, rambut gimbal, saya akan langsung mandikan kalau perlu cukur rambutnya biar rapi," jelas Yoyon.
BACA JUGA:Pelantikan 9 September 2024
Kalau sudah bersih dan rapi, Yoyon akan berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kabupaten Kuninga untuk penanganan selanjutnya seperti dititipkan di panti penampungan ODGJ dan lainnya. Tak jarang, jika ODGJ tersebut ternyata masih punya keluarga, maka Yoyon akan mengantarkannya pulang ke kampung halamannya.
"Kalau masih orang Kuningan biasanya tidak sulit, cukup dishare di grup whatsapp biasanya akan ada yang mengenali kemudian merespons menunjukkan tempat tinggalnya bisa kita antar. Tapi kalau dari luar daerah, kita akan koordinasi dengan teman-teman relawan peduli ODGJ dari daerah lain untuk pemulangannya," sebut Yoyon.
Termasuk juga mengupayakan agar para ODGJ tersebut bisa mendapatkan pengobatan, Yoyon turut membantu menguruskan pembuatan e-KTP ke kantor Disdukcapil dan BPJS Kesehatan untuk mereka. "Karena sebagian besar para ODGJ tersebut berasal dari keluarga kurang mampu. Kalau sudah punya e-KTP dan BPJS, mereka bisa berobat secara gratis," kata Yoyon.
Yoyon pun menceritakan sejumlah pengalamannya dalam menangani ODGJ dano rang terlantar di berbagai tempat di Kabupaten Kuningan. Tak sedikit dari tindakannya menolong orang-orang termarjinalkan tersebut berakhir haru bahagia hingga sedih.
BACA JUGA:Agustusan BPKPD Meriah Dalam Kekompakan
"Pernah saya dapat laporan temuan orang terlantar di pinggir Jalan Sampora perbatasan Kuningan-Cirebon, orang tua dengan kondisi sudah lemah dan sejumlah ruas jari kakinya membusuk diduga akibat penyakit diabetes yang dideritanya. Tidak diketahui identitasnya, asal dari mana, komunikasi pun sulit. Setelah dimandikan di lokasi, kemudian saya minta bantuan anggota Polsek Cilimus untuk membawa ke rumah sakit lalu koordinasi dengan Dinsos, Alhamdulillah orang tersebut bisa ditangani dan dirawat di RSUD '45. Sayang, baru tiga hari dirawat ternyata bapak tersebut tidak kuat dan akhirnya meninggal dunia," kenang Yoyon dengan mata berkaca-kaca.
Pernah juga Yoyon menangani ODGJ yang galak dan ditakuti warga sekitar tempat tinggalnya. ODGJ tersebut, kata Yoyon, selalu membawa senjata tajam seperti golok dan arit kemana-mana dan akan mengamuk jika sedang kesal atau ada yang mengganggunya. .
Yoyon yang sehari-hari bertugas di Bagian Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat (Tibumtranmas) mengaku sudah banyak ODGJ dan orang terlantar yang ditanganinya. Semua ini dilakukannya semata-mata karena ketulusan hati ingin membantu sesama yang hidupnya kurang beruntung.
"Bagaimanapun juga mereka adalah manusia seperti kita. Hanya saja mereka tersisihkan karena kondisi kejiwaannya yang terganggu, sehingga terpisah dengan keluarga dan terlantar. Mudah-mudahan dengan yang saya lakukan ini bisa membuat kehidupan mereka menjadi lebih baik atau bahkan bisa sembuh dan hidup normal seperti orang sehat pada umumnya. Itu saja harapan saya," pungkas Yoyon. (*)