Eksistensi Konten Dakwah
Ilustrasi eksistensi konten dakwah.-istimewa-
BACA JUGA:Bawaslu Kabupaten Indramayu Minta DPS Segera Diumumkan Ke Publik
Perhatian mereka selalu tertuju pada jejaring media sosial. Oleh sebab itu, seorang dai atau pendakwah seyogyanya bisa memanfaatkan jejaring media sosial untuk membuat konten yang menyeru kepada kebajikan.
Dakwah melalui digital bisa menjangkau ke khalayak yang lebih luas, baik komunitas maupun individu. Ruang maya menjadi wasilah atau media dakwah dengan tujuan untuk memperkenalkan dan menyampaikan pesan-pesan Islam yang relevan.
Ruang digital menjadi wadah untuk mengakses brbagai macam informasi, saling berinteraksi satu sama lain, menjadi ruang untuk berekspresi, menuangkan ide dan pikiran ke dalamnya.
Kita sekarang hidup di zaman, di mana kita sangat bergantung oleh internet. Internet seperti sudah menjadi kbutuhan mendasar dan mnjdi hal yang diprioritaskan bagi sebagian masyarakat luas.
BACA JUGA:Kasan Basri Bantah DPP Gerindra Berikan Rekomendasi Kepada Lucky Hakim
Maka, cara berdakwah melalui media sosial ini merupakan hal yang perlu di tekankan untuk menarik kaum muda agar mau terlibat dalam kajian Islam dengan cara ala mereka.
Kemampuan para dai untuk mengemas pesan yang menarik merupakan tantangan bagi dakwah di era modern. Dakwah di era modern ini dituntut untuk lebih efektif, kreatif serta berwarna, agar para mad'u (orang yang diajak berdakwah) didominasi oleh generasi milenial & gen Z ini dengan mudahnya tertarik pada konten-konten dakwah di media sosial.
Sudah banyak contoh para dai atau ustad yang berdakwah melalui media sosial. Seperti Habib Ja'far, Ustad Adi Hidayat, Ustad Abdul Somad, Ustad Hanan Attaki, dan masih banyak lagi. Beliau-beliau ini sangat digandrungi oleh sabagian kaum milenial dan Gen Z. Cara mereka menyampaikan pesan ajaran Islam begitu mudah dicerna oleh kaum muda.
Dakwah adalah menyeru, memanggil, mengajak dan mendorong seseorang untuk melakukan hal kebaikan. Siapapun yang melakukan suatu kebajikan atau mengajak seseorang pada kebaikan, bisa disebut sedang berdakwah.
BACA JUGA:Partai Demokrat Panaskan Mesin Partai Jelang Pilkada Serentak 2024
Dakwah harus bisa dikemas semenarik mungkin untuk menggaet para mad'u agar mau mendalami ilmu agama dengan cara asyik, gembira, penuh cinta dan menyenangkan.
Media sosial menjadi daya tarik sndiri bagi kaum milenial dan Gen Z untuk mengekspresikan berupa gagasan dan kreatifitasnya.
Oleh karenanya, membuat konten dakwah di media sosial sebisa mngkin harus dengan cara yang mudah dicerna, tidak bertele-tele, menggunakan bahasa agama namun gaul yang sesuai dengan koridor, dan yang pasti tidak menghakimi.
Saat ini seringkali mendapat berita bohong atau istilah sekarang ini hoax yang berseliweran di media social. Dengan begitu jika kita yang ingin terjuan sebagai dai atau ustad di media social diharapkan bisa mengemas konten sebaik mungkin yang bisa membawa kemaslahatan bagi umat.