Suksesi Kepemimpinan
Ilustrasi suksesi kepemimpinan.-istimewa-
BACA JUGA:Mahasiswa UIBBC Kenalkan Pembayaran Pakai QRIS Kepada Warga Buyut
Untuk Indonesia yang berpenduduk 280 juta dengan daratan seluas hampir 2 juta kilometer persegi (km2) dan lautan sekitar 3,2 juta km2 dengan lebih dari 17.000 pulau serta memiliki potensi sumber daya alam demikian hebat ini, tidak boleh main-main dalam menempatkan pemimpin di semua tingkatan.
Mulai dari kepala desa, lurah, camat, wali kota, bupati, gubernur, menteri, apalagi presiden. Juga pejabat-pejabat birokrasi, kepolisian dan militer, partai politik, serta direksi dan komisaris BUMN.
Juga di perusahaan-perusahaan swasta karena pemimpin memang memegang peranan yang sangat strategis bagi maju mundurnya sebuah institusi atau organisasi. Yang juga bisa membawa maju atau mundurnya sebuah negara ataupun suatu daerah.
Hanya saja tak boleh dilupakan, mencari pemimpin berikutnya yang lebih baik di semua tingkatan tentu harus memenuhi unsur obyektivitas.
BACA JUGA:FKKC Sulit Masukkan Seluruh Warga Miskin ke Dalam DTKS Akibat Pembatasan Kuota
Tidak nepotisme (cenderung memilih anggota keluarga), tidak kolusi (cenderung memilih teman), tidak money politics (cenderung menjual jabatan), tidak patron-client (memberikan perlindungan dan mendanai dana untuk beberapa orang) ataupun berdasarkan buying politic (mahar politik).
Tetapi menganut meritokrasi yang berdasarkan merit system yaitu memilih pemimpin dengan pertimbangan kompetensi dan akhlak yang baik.
Seharusnyalah bagi kita di Indonesia, di semua tingkat kepemimpinan itu, termasuk untuk Pilkada di Kabupaten Kuningan, ada upaya maksimal dari elite partai politik lokal untuk menyiapkan calon pemimpin putra-putri terbaik daerah yang memiliki kapabilitas dan berintegritas atau tidak mempunyai cacat moral. Semoga. (*)
*Penulis adalah Aktivis di Kabupaten Kuningan