Periode Januari-Juli 2024, Pasien Anak Jalani Pengobatan Cuci Darah Capai 77 kasus

Petugas kesehatan menyiapkan alat hemodialisis atau cuci darah untuk pasien gagal ginjal di Instalasi Hemodialisa RS Hasan Sadikin Bandung.-dokumen -tangkapan layar

Misalnya pada anak-anak yang terjadi pendarahan hebat, karena infekssi atau karena diare dengan dehidrasi berat.

BACA JUGA:Persoalan Kekeringan di Kabupaten Cirebon Masih Bisa Tertangani

“Dehidrasi berat membuat cairan tidak bisa masuk ke ginjal dan akhirnya ginjalnya mengalami kerusakan atau mungkin juga yang kronik, bisa disebabkan oleh penyumbatan di saluran kemih yang disebabkan oleh tumor. Jadi ada kanker di saluran kemihnya atau ada batu ginjal," jelasnya.

Soal konsumsi minuman dan makanan kemasan oleh anak, Rochady menjelaskan, hal itu memang bisa memicu timbulnya penyakit gagal ginjal.

Namun, berangkatnya dari diabetes melitus. “Efek samping dari penyakit gula pada anak atau diabetes melitus pada anak ini ujung-ujungnya akan ada kerusakan ginjal. Nah nanti kerusakan ginjal ini yang akhirnya anak itu perlu Hemodialisis atau tidak," terangnya.

BACA JUGA:Pasca Revitalisasi Pantai Baro Desa Gebang Mekar, Makin Ramai Dikunjungi Wisatawan

Dengan begitu, Dinkes Jabar mendorong agar masyarakat menghilangkan anggapan jika gemuk itu merupakan tanda anak sehat.

Selain itu masyarakat diminta rajin mengontrol kesehatan anak.

“Jangan menganggap bahwa gemuk itu sehat, obesitas itu akan menyebabkan kecenderungan gangguan bab. Kemudian lebih baik kita tahu status penyakitnya sekarang daripada kita berobat, ditakutkan nantinya penanganannya terlambat," tuturnya.

Tag
Share