Pelajaran dari Perjalanan Hijrah Nabi

ilustrasi--

BACA JUGA:5 Keluarga Dimakamkan Berdampingan di Sarwadadi Cirebon

Keempat, kaum Muslimin khawatir agama mereka terfitnah. Ketika Aisyah RA ditanya tentang hijrah, beliau berkata: kaum Mukminun pada masa dahulu, mereka pergi membawa agama mereka menuju Allah dan Rasul-Nya karena khawatir terfitnah.” (H.R. Bukhari) 

Kerjasama dalam Hijrah

Setelah berbagai ujian dan cobaan di Makkah, Allah memerintahkan Nabi dan umat Islam berhijrah ke Madinah. Kemudian Nabi memerintahkan umat Islam berhijrah secara sembunyi-sembunyi dan bertahap agar tidak mendapatkan gangguan dari kaum kafir Makkah. Banyak orang yang membantu dalam perjalanan hijrah Nabi SAW.

Pertama, Ali bin Abi Thalib. Ali mendapatkan tugas untuk mengecoh orang-orang kafir Quraisy yang hendak menghalangi hijrahnya Nabi dan berencana membunuhnya. Ali tidur di tempat tidur Nabi dan berselimut dengan mantel Nabi berwarna hijau berasal dari Hadhramaut. 

BACA JUGA:Gus Mul Sudah Siapkan Surat Mundur, Ngaku Punya Darah Golkar

Kedua, Abu Bakar Ash-Shiddiq. Ia bertugas menemani Nabi, yang sebelumnya telah menyiapkan dua ekor unta untuk hijrah dan menemani Nabi sembunyi di gua Tsur selama tiga hari.

Ketiga, Abdullah bin Abu Bakar. Ia bertugas sebagai pencari informasi, jika malam hari membersamai Nabi dan Abu Bakar serta menyampaikan informasi terkait situasi di luar Tsur. Ia meninggalkan keduanya pada akhir malam dan pagi harinya menyelusup ke tengah orang-orang Quraisy untuk menyadap informasi. 

Keempat, Amir bin Fuhairah. Ia bertugas menggembalakan domba. Pada petang hari ia menggembala di dekat gua agar Nabi dan Abu Bakar dapat meminum susu domba dan menggiring domba untuk menghapus jejak langkah kaki Abdullah bin Abu Bakar.

Kelima, Abdullah bin Araiqath. Ia orang kafir yang mengetahui seluk beluk jalan dan dibayar oleh Abu Bakar yang diberi tugas untuk memandu perjalanan menuju ke Madinah.

BACA JUGA:Pilkada Kota Cirebon, Nasdem Gandeng Hanura Masuk Koalisi

Keenam, Suraqah bin Malik. Ia mengejar Nabi untuk mendapat hadiah, namun akhirnya menyerah karena mengetahui kerasulan Nabi dan diminta merahasiakan pertemuan tersebut. Bergitulah Suraqah, yang pada pagi harinya bersemangat mencari Nabi namun pada sore harinya ia menjaga Nabi SAW.

Ketujuh, Asma binti Abu Bakar. Ia bertugas merahasiakan hijrahnya Nabi SAW dan Abu Bakar serta membawakan makanan ke gua Tsur setiap hari padahal dalam kondisi sedang hamil.

Perjalanan Hijrah.

Setelah Abu Bakar RA melihat kaum Muslimin sudah banyak yang berangkat hijrah ke Madinah, ia datang kepada Nabi SAW meminta izin untuk berhijrah. Tetapi dijawab oleh Nabi, “Jangan tergesa-gesa, aku ingin memperoleh izin lebih dulu (dari Allah).”

Tag
Share