Pelajaran dari Perjalanan Hijrah Nabi
ilustrasi--
BACA JUGA:Keliling Parpol Untuk Jajaki Koalisi, Hingga Sekarang PDI P Masih Jomblo
Pada tanggal 8 Rabi’ul Awwal tahun ke-14 dari kenabian, Nabi SAW sampai di Quba. Beliau berada di Quba selama empat hari. Di Quba beliau membangun masjid Quba dan shalat di dalamnya. Inilah masjid pertama yang didirikan atas dasar takwa setelah nubuwah.
Setelah itu Nabi SAW melanjutkan perjalanan ke Madinah. Nabi SAW memasuki Madinah tepat pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal. Di sinilah beliau disambut dengan meriah dan dijemput oleh orang-orang Anshar.
Pelajaran dari Hijrah.
Peristiwa hijrah Nabi SAW dan kaum Muslimin ke Madinah ini mempunyai banyak pelajaran bagi umat Islam.
BACA JUGA:Apresiasi Langkah Dishub Tertibkan Parkir Liar di Jalan Cipto MK
Pertama, pesan Nabi terhadap Abu Bakar supaya menunda dan menemani perjalanan hijrah Nabi SAW. Hal ini menunjukkan bahwa Abu Bakar adalah orang yang paling dicintai oleh Nabi SAW, paling dekat dengannya, dan paling berhak menjadi khalifah sesudahnya.
Kedua, perintah hijrah ditinjau dari sisi waktu dan tempat merupakan wahyu dari Allah SWT. Bukhari menyebutkan, “Abu Musa berkata meriwayatkan dari Nabi SAW, dia bersabda, ‘Saya melihat dalam mimpi bahwa saya berhijrah dari Makkah ke negeri yang dipenuhi pohon kurma, saya menduga ke Yamamah atau Hijr, ternyata ke Madinah.” (Fath Al-Bari).
Ketiga, hijrah ke Madinah bukan rekreasi yang diinginkan orang Muhajirin dan bukan pula karena Makkah merupakan negeri berpenyakit, sehingga mereka gembira dengan berita wajibnya hijrah dari Makkah.
Namun, itu adalah satu perintah yang dibebankan yang berkaitan dengan akidah yang diyakini kebenarannya, dan berkaitan dengan karakter risalah Islam yang harus disampaikan kepada orang lain.
BACA JUGA:Akademisi UGJ Kritik Diskon PPB 50 Persen
Keempat, peristiwa hijrah menunjukkan keistimewaan Ali bin Abi Thalib karena ia yang tidur di tempat tidur Nabi menggantikan posisi yang berbahaya, mempertaruhkan nyawa dengan satu keyakinan bahwa Allah akan menjaga dan melindunginya, ia melaksanakan segala tugas dan tanggungjawab yang dibebankan Nabi SAW kepadanya.
Kelima, dalam perjalanan hijrah Nabi ke Madinah melibatkan banyak orang. Hal ini menegaskan pentingnya kerja sama dan sama-sama kerja yang rapi dan pembagian tugas dalam menjalankan misi perjuangan dan dakwah.
Masih banyak pelajaran lainnya yang dapat diambil dan diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Wallahu a’lam.
* Penulis Buku Muhammad SAW The Great Edukator, dan Pendidik di Pesantren Husnul Khotimah, Kuningan, Jawa Barat