Drainase Tak Berfungsi, Perempatan Jatiseeng Jadi Korban Banjir
Simpang Empat Jatiseeng selalu banjir saat musim hujan. Pemdes setempat mendesak ada perbaikan saluran air, kemarin.-dokumen -tangkapan layar
CIREBON-Sudah tidak aneh lagi, ketika musim penghujan tiba perempatan Jatiiseeng Kecamatan Ciledug ini selalu kebanjiran.
Padahal, perempatan tersebut merupakan jalan utama dan vital di wilayah Timur Kabupaten Cirebon tersebut.
Kondisi yang sudah terjadi bertahun-tahun itu sangat mengganggu dan menghambat aktivitas warga di Kecamatan Ciledug.
BACA JUGA:Demokrat Beri Surat Tugas ke Ayu, Hero: Kalau yang Lain Serius, Ayo Keluarkan Suratnya
Kuwu Desa Jatiseeng, Soemarno M Tohir mengatakan, Simpang Empat Jatiseeng memang selalu banjir jika hujan tiba.
“Perempatan Jatiseeng ini tempat bertemunya saluran air dari berbagai arah, sehingga air meluap ke jalan,” ujar Soemarno.
Kondisi itu, lanjutnya, sudah berlangsung puluhan tahun.
“Sejak saya kecil Perempat Jatiseeng ini selalu banjir kalau hujan. Begitu hujan berhenti, air enggak lama surut, tetapi tetap mengganggu aktivitas masyarakat,” ujarnya.
BACA JUGA:Langkah Gus Mul Terbaca, Herawan: Selama Ini Selalu Bilang Tidak Maju Pilkada Kota Cirebon
Soemarno mengungkapkan, penyebab utama sering terendamnya Simpang Empat atau Perempatan Jatiseeng karena tidak berfungsinya saluran air atau drainase yang menuju ke sungai.
“Saluran yang menuju ke sungai sudah ada tetapi tidak berfungsi sehingga air meluap kejalan, ketinggian air di bawah satu meter, itu di jalan raya,” tuturnya.
Diakui Soemarno, setiap tahun saat musrenbang selalu mengajukan perbaikan saluran air yang menuju ke sungai. Tetapi, sampai sekarang, perbaikan saluran air yang menuju ke sungai belum terealisasi.
BACA JUGA:Drawing Piala Dunia 2026, Erick Thonir: Memang Berat, tapi Bola Itu Bundar
Untuk itu, Soemarno berharap, pemerintah daerah bisa segera melakukan perbaikan saluran air itu sehingga banjir bisa teratasi.