Lepas Landas atau Terhempas di Landasan?

BACA JUGA:Hutan Kota di Bekas TPA Grenjeng

Ragam jenis jabatan pekerjaan yang dibarengi dengan variasi deskripsi kerja tidak akan berdampak apa-apa tanpa dayda dukung moral untuk menjalankan fungsi dari jabatan dan deskripsi kerja yang diberikan.

Bukankah ini dimensi moral yang perlu terjaga? Setiap elemen yang menjadi bagian dari desain besar pembangunan harus memaksimalkan fungsinya; bukan mereduksi apalagi melakukan korupsi/kolusi/nepotisme.

Sebab, perlu diyakini bahwa sekali saja sebuah fungsi tidak dijalankan sebagaimana harusnya, sejak saat itu sebuah desain besar sedang direncanakan untuk runtuh.

Grand design pembangunan, dalam sudut pemerintah, seharusnya tidak hanya bicara tentang proyeksi manfaat dari pembangunan di masa depan tetapi juga harus secara detail mengurusi kualitas moral dari pelaksananya.

BACA JUGA:Program SIIP Untungkan Kelestarian Ekosistem Lingkungan di Kota Cirebon

Pembangunan dalam spektrum kecil ataupun besar seharusnya tidak didasarkan pada susunan pemerintahan yang berkuasa, sebab itu fana.

Seharusnya, pembangunan harus didasarkan pada pertanggungjawaban yang luas dan kekal. Di sisi lain, apakah moralitas politik dan pemerintahan kita sudah menyentuh level tersebut?

Unsur moralitas yang selanjutnya perlu dikutip dari Beberapa Fasal Ekonomi (1954) yang ditulis oleh Mohammad Hatta.

Sedari dulu, Hatta sudah mengingatkan bahwa Indonesia memiliki potensi yang sangat besar. Namun, ekonomi ekspor yang ‘satu hadap’ saja (ketergantungan pada satu atau dua produk) sangat berbahaya bagi perkembangan selanjutnya.

BACA JUGA:Penumpang Whoosh Meningkat Signifikan Selama Libur Idul Adha

Ketika itu, Indonesia begitu bergantung pada produk gula. Gula Jawa terpaksa dikurangi produksinya karena beberapa negara lain sudah memproduksi gulanya sendiri. Ekspor harus menjadi pengimbang impor, bukan sebaliknya. 

Hatta ketika itu mengingatkan bahwa Indonesia perlu meningkatkan diri bukan saja sebagai penghasil, melainkan juga sebagai konsumen hasil barang sendiri.

Pasar sendiri perlu diciptakan, dan ini bergantung pada kemakmuran rakyat. Oleh sebab itu, pada akhirnya tenaga beli rakyat perlu ditingkatkan, dan karena itu politik ekonomi perlu ditujukan ke arah ini.

Hatta menunjukkan bahwa kecakapan memproduksi sendiri harus diikuti dengan kesadaran/kebanggaan mengonsumsi barang produksi sendiri.

Tag
Share