Sejak Kepala RS Tanpa Kelas Mega Gotong Meninggal Dunia, Pelayanan Bertambah Buruk
Seorang penjaga keamanan menunjukan suasana rumah sakit tanpa kelas yang tidak berfungsi.-dokumen -tangkapan layar
CIREBON- Masyarakat Desa Gebang Mekar sangat menginginkan adanya rumah sakit (RS) di desanya.
Maka dengan hadirnya rumah sakit tanpa kelas Mega Gotong Royong, membuat warga senang karena akan lebih mudah untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
Namun, sayangnya masyarakat belum bisa merasakan rumah sakit tanpa kelas tersebut layaknya rumah sakit pada umumnya.
BACA JUGA:Pilkada Kota Cirebon, Oki Bos Grage Bilang akan Ada Kejutan Jelang Pendaftaran
"Masyarakat Desa Gebang Mekar sangat menginginkan adanya rumah sakit (RS) di desanya. “Kalau ke RS Waled atau RS Gunungjati kan jauh,” ujar tokoh masyarakat Gebang Mekar, H Dade Mustofa.
Untuk itu, lanjutnya, keberadaan rumah sakit tanpa kelas Mega Gotong Royong di Desa Gebang Mekar awalnya menjadi angin segar bagi masyarakat sehingga tidak harus jauh-jauh ketika berobat.
“Sayangnya, fasilitas yang ada sangat jauh jika harus disebut sebagai rumah sakit, untuk dikatakan sebagai Puskesmas sangat jauh,” ujarnya.
BACA JUGA:Pengamat: Gus Mul Kalau Mau Maju Pilkada Kota Cirebon, Ya Tahun Ini
Ia berharap, agar rumah sakit tanpa kelas Mega Gotong Royong segera dibenahi.
“Segera dibenahi baik fasilitas medis dan juga bangunan rumah sakitnya,” tuturnya.
Kata Dade, fasilitas di rumah sakit itu sangat tidak lengkap, ditambah bangunan fisik rumah sakit yang jauh dari idealnya sebuah rumah sakit.
BACA JUGA:Mabes Polri: 70 Saksi, 18 Memberatkan Pegi Setiawan
“Alat medis saja yang saya tahu tidak ada, belum lagi bangunannya tidak ideal menjadi rumah sakit, selain itu atapnya yang terbuat dari seng itu akan sangat berisik ketika hujan,” katanya.
Terpisah, Ketua DPC PDIP Kabupaten Cirebon, Drs H Imron MAg mengatakan, pihaknya sudah mengetahui kondisi rumah sakit tanpa kelas Mega Gotong Royong di Gebang.