Sarana Rekreasi dan Edukasi

SUPPORT: Tokoh muda Cirebon H Suhendrik bersama peserta adu ketangkasan layang-layang di CUDP Minggu 16 Juni.-ABDULLAH-RADAR CIREBON

Lomba layangan aduan di CUDP, Kota Cirebon, tampak meriah dengan puluhan peserta yang beradu ketangkasan mengendalikan layang-layang, yang dulu sering disebut sangkutan atau serengan, pada Minggu 16 Juni.

Keseruan dalam perlombaan tersebut seolah menjadi mesin waktu untuk bernostalgia dengan permainan layang-layang masa kecil. 

Teriakan penyemangat dari para peserta juga terdengar bersahutan selama mereka beradu layang-layang.

Ketua Pelangi Kota Cirebon, Ario Laksono, menyatakan bahwa kegiatan ini tidak hanya sebagai rekreasi tetapi juga sebagai sarana edukasi bagi masyarakat Kota Cirebon. 

Tujuannya adalah agar bermain layang-layang tidak membahayakan atau merugikan orang lain.

“Edukasi pentingnya bermain layang-layang dengan aman dilakukan di lapangan terbuka bukan di pinggir jalan, sehingga layangan yang putus pun tidak membahayakan orang lain. Kami sering bermain layang-layang di CUDP karena lokasinya aman dan layangan yang putus tidak berpotensi membahayakan,” katanya.

Pelangi Kota Cirebon juga sering mengimbau masyarakat yang bermain layang-layang di pemukiman warga untuk menerbangkannya cukup tinggi.

Tujuannya adalah agar layangan tidak tersangkut di kabel listrik dan tidak digunakan di pinggir jalan agar benangnya tidak mengganggu pengendara motor maupun mobil yang lewat.

“Kami tidak hanya bermain tetapi juga mengedukasi masyarakat mengenai tips bermain layang-layang yang aman. Ketika menemukan warga bermain layang-layang di permukiman atau pinggir jalan, kami langsung memberikan edukasi agar tidak mengganggu orang lain,” ungkapnya.

Dia menambahkan bahwa lomba layangan aduan kali ini melibatkan para anak muda yang tergabung dalam komunitas Yuh Gasnang Wong Cirebon. 

Pelangi Kota Cirebon bersyukur karena mereka peduli dan berkontribusi positif terhadap permainan tradisional Kota Cirebon, khususnya Festival Layangan Aduan.

Perlombaan diikuti oleh 64 peserta dari Kota Cirebon yang bersaing untuk memperebutkan hadiah total senilai Rp1,2 juta. 

Kategori yang digunakan adalah jenis Seot atau layangan aduan yang berasal dari Jawa Barat, bukan jenis Sukhoi dari Jawa Tengah atau Jawa Timur, dengan ukuran sayap layangan antara 53-58 cm.

“Benang gelasan yang digunakan dalam perlombaan layangan aduan ini adalah jenis senar dan katun. Para peserta tidak diperbolehkan menggunakan senar yang kaku atau yang dikenal sebagai mati total (matot),” jelasnya.

Tag
Share