Perang Baliho, HM Ridho Suganda Vs Rana Suparman Cari Simpati Warga dan Rekom DPP PDI P

Sosialisasi Rana Suparman sebagai bakal calon bupati Kuningan dari PDIP dilakukan secara maksimal dengan memasang baliho ukuran besar di sejumlah titik. -dokumen -tangkapan layar

KUNINGAN- Duan nama ini yakni, HM Ridho Suganda dan Rana Suparman sedang menanti rekomendasi dari DPP PDI P.

Karena keduanya sudah mendaftar dan menjadi bakal calon bupati Kuningan dari PDI P.

Kedua kader partai berlambang banteng gemuk dalam lingkaran tersebut melalui tim sukses dan relawannya, sudah memasang ratusan alat peraga kampanye (APK) beragam jenis hingga pelosok pedesaan.

BACA JUGA:PDIP Tak Masalah Ada Koalisi Besar di Pilbup Cirebon

Misalnya di sekitar kawasan Ciporang, Kecamatan dan Kabupaten Kuningan, banyak tersebar atribut spanduk yang mendukung Ridho Suganda sebagai calon bupati Kuningan.

Spanduk tersebut umumnya mengatasnamakan warga di sekitar lokasi tersebut. Baliho yang memasang foto putra bungsu almarhum Bupati Kuningan H Aang Hamid Suganda juga banyak tersebar di mana-mana. 

Selain Ridho, Bacabup Rana Suparman juga semakin intensif turun langsung ke masyarakat. Bahkan tim relawan Rana Suparman sudah banyak terbentuk oleh pendukungnya dalam upaya memperjuangkan dan memperkenalkan legislator asal Desa Bayuning, Kecamatan Kadugede ke tampuk kursi bupati Kuningan periode 2024-2029. 

BACA JUGA:Perumahan Pesona Bukit Mandirancan Kuningan, Rumah Subsidi Rasa Vila

Atribut bergambar Rana Suparman yang dipasang pendukungnya, juga sudah menyebar ke seluruh wilayah di Kabupaten Kuningan.

Termasuk juga di jalan protokol Cilimus-Kuningan-Darma. Salah satunya di depan Pasar Cilimus. Di balihonya, Rana memampangkan tulisan yang berbunyi, “Nyaahna 100 Persen Alami”. 

Yusuf, salah seorang pengguna jalan yang kerap melintas di ruas jalan itu mengaku tertarik dengan tulisan “Nyaahna 100 Persen Alami” di baliho Rana Suparman.

BACA JUGA:Koalisi Besar Pilbup Cirebon: PKB Gabung Gerindra, Golkar, dan Demokrat

Apalagi di baliho itu juga Rana mengenakan pakaian khas petani yakni baju pangsi warna hitam dan memakai ikat serta lengkap dengan memikul cangkul di pundaknya. 

"Kalau lihat fotonya di baliho sih keliatan Pak Rana ini merakyat. Soalnya pakaiannya kelihatan sangat sederhana yaitu baju pangsi, tidak memakai jas"

Tag
Share