Langkah Kontroversial Joe Biden terhadap Ukraina

Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengizinkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk menggunakan senjata yang dipasok AS ke sasaran di Rusia.-REUTERS/Elizabeth Frantz/as-radar cirebon

WASHINGTON - Karen Kwiatkowski, analisis senior dari Kementerian Pertahanan Amerika Serikat mengungkapkan bahwa kebingungan politik di Washington sekarang mendapat jawaban setelah keputusan kontroversial Presiden Joe Biden yang memberikan izin kepada Ukraina untuk menembakkan senjata yang dipasok AS ke sasaran di Rusia.

"Pemerintahan Biden berdoa agar Ukraina dapat melanjutkan perlawanan hingga awal November (jadwal Pilpres AS)," jelas Kwiatkowski kepada Sputnik, Minggu (2/6/2024).

Keputusan yang diambil pada Kamis (30/5) oleh Presiden Biden untuk mengizinkan rezim Kiev di bawah Volodymyr Zelenskyy untuk menggunakan senjata yang dipasok AS ke sasaran di Rusia, menurut Kwiatkowski, mencerminkan kecemasan Biden dan pejabat tinggi seputar nasib Ukraina menjelang pemilihan presiden AS pada 5 November.

Biden dianggap ingin menjaga Ukraina setidaknya sampai pemilihan berlangsung, bahkan dengan risiko memicu konfrontasi nuklir dengan Rusia.

BACA JUGA:Polisi Tangkap Demonstran Pro-Palestina di Museum Brooklyn

Kwiatkowski menyatakan keyakinannya bahwa pandangan kekacauan dan ketidakberesan politik ini semakin meningkat ketika negara-negara Barat, yang lemah secara militer dan ekonomi, terlibat dalam perang proksi melawan kekuatan nuklir.

Dia menunjukkan bahwa perubahan kebijakan ini berpotensi sangat berbahaya, bukan hanya bagi Amerika Serikat tetapi juga bagi seluruh dunia.

“Pergeseran dalam kebijakan Biden mengenai penggunaan senjata AS oleh Ukraina di Rusia, di sekitar Kharkov untuk saat ini bersifat eskalasi. Hal ini akan melibatkan militer Rusia juga, untuk segera mengakhiri perang ini melalui kekerasan, bukan negosiasi,” tuturnya.

Biden memperkirakan Ukraina akan membawanya pada kemenangan perang dalam waktu kurang dari setahun dengan dukungan besar AS terhadap Zelenskyy di Kiev saat konflik meletus pada Februari 2022. Presiden AS tersebut juga menyarankan untuk mengabaikan upaya Rusia untuk mencapai penyelesaian melalui negosiasi damai.

BACA JUGA:Tidak Ada Bukti Sabotase

Kwiatkowski juga menyampaikan bahwa Biden mengalami frustrasi karena apa yang semestinya menjadi demonstrasi kekuatan bagi partainya justru membuatnya dan partainya kehilangan popularitas.

Ia menambahkan bahwa inflasi yang tinggi, stagnasi ekonomi, dan kegagalan dalam perang cenderung berdampak fatal secara politik bagi seorang presiden AS. Keputusan yang kontroversial ini menciptakan ketidakpastian yang meluas, tidak hanya bagi AS dan Ukraina, tetapi juga bagi stabilitas dan keamanan global. (ant/jpnn)

Tag
Share