Nostalgia Golkar dengan PDIP

DPD Partai Golkar Kuningan melakukan safari politik ke DPC PDIP Kuningan bernostalgia koalisi saat Pilkada 2008 bisa memenangkan pasangan Arochman. -ist-radar cirebon

Peluang koalisi PDIP dengan Partai Golkar di Pilkada Kuningan, nampaknya sangat kecil. Pasalnya, PDIP merupakan partai penguasa yang menempatkan kadernya sebagai Bupati Kuningan periode 2018-2024.

Partai Golkar sendiri sejak awal safari politik ke semua partai parlemen terus menggaungkan tagline perubahan. Hanya saat kunjungan politik di partai terakhir yakni PDIP, Golkar nampak tidak kencang melontarkan jargon perubahan. 

Padahal setiap momen pertemuan dengan parpol lain, Golkar selalu bicara perubahan hingga membuat video bersama dengan yel-yel Kuningan Perubahan 2024. Namun ketika di PDIP pada Minggu (19/5), Golkar tidak membuat video bersama dengan yel-yel Kuningan Perubahan 2024.

Belum lagi kedatangan Golkar di PDIP, tidak turut dihadiri langsung Ketua Golkar Kuningan Asep Setia Mulyana. Ini menimbulkan asumsi, jika Golkar sangat tipis kemungkinan koalisi dengan PDIP yang sama-sama membidik posisi Calon Bupati Kuningan.

BACA JUGA:GEBYAR ANGKLUNG TUAI KESUKSESAN, DIMAINKAN RIBUAN PELAJAR KUNINGAN

Namun asumsi tersebut buru-buru dibantah politisi senior Golkar Kuningan, Yudi Budiana yang juga menjabat Ketua Fraksi Golkar DPRD Kuningan. “Ya dalam politik semua hal kemungkinan bisa saja terjadi (koalisi). Ya dengan PDIP mudah-mudahan bisa,” kata Yudi.

Dirinya menceritakan, jika koalisi di pilkada sempat dilakukan dengan PDIP pada tahun 2008. “Dulu waktu 2008 untuk pilkada langsung pertama kali, kita bersama-sama dengan pasangan Arochman meraih 72,6 persen. Hari ini kita silaturahmi ke PDIP,” ucapnya.

Meski sama-sama membidik posisi calon bupati, Ia beranggapan, hal tersebut dapat dibicarakan. “Ya kan dalam politik itu cair ya, duduk bareng,” tukasnya.

Sementara Sekretaris DPC PDIP Kuningan, Nuzul Rachdy menuturkan, jika bakal calon kepala daerah dari PDIP kini sudah mengerucut menjadi dua nama yakni Ridho Suganda dan Rana Suparman.

BACA JUGA:Siap Lahirkan Lulusan yang Kompeten

“Jadi kewenangan nama dan posisi itu ranah DPP. Namun di PDIP, sudah lima periode ini kita sudah menempatkan kader sebagai bupati dan wakil bupati,” terangnya.

Apakah ada kemungkinan berkoalisi dengan partai yang sama-sama ingin di posisi calon bupati, Ia beranggapan, jika di politik sangat mungkin saja terjadi. “Politik itu kan seni kemungkinan. Ya bisa saja terjadi, tapi kita tetap Kuningan Satu (calon bupati),” tandasnya.

Terhadap silaturahmi Golkar di PDIP sendiri, lanjutnya, pertemuan ini baru saja dilakukan untuk membangun komunikasi politik ke depan. “Mudah-mudahan bisa ditindaklanjuti dengan pertemuan-pertemuan berikutnya secara teknis,” pungkasnya. (ags)

Tag
Share