Produksi Garam di Kabupaten Cirebon Terus Menyusut, Sekarang Tersisa 37 Kelompok.
Produksi garam di Kabupaten Cirebon terus menurun-ilustrasi-dokumen -tangkapan layar
CIREBON- Produksi garam di Kabupaten Cirebon terus menyusut.
Data terbaru menunjukkan produksi tahunan hanya mencapai 2.600 ton, jauh lebih rendah dibandingkan 43.000 ton pada tahun 2015.
Saat ini rata-rata produksi per hektare hanya sekitar 1,7-1,8 ton per tahun.
BACA JUGA:Menag Pastikan Katering untuk Jamaah Haji Gunakan Lebih dari 70 Ton Bumbu Indonesia
Jumlah ini sangat kecil, padahal pada tahun 2015, Cirebon sempat menghasilkan 43.000 ton garam per tahun.
Dan, lebih parahnya lagi jumlah kelompok usaha garam di Kabupaten Cirebon terus menurun.
Dimana dari data yang ada, sebelumnya ada 120 kelompok, kini hanya tersisa 37.
BACA JUGA:Jamaah Haji Cirebon Berangkat dari Kertajati, Ini Jadwalnya
Padahal kalau di darilihat potensi, Kabupaten Cirebon ini merupakan penghasil garam terbesar di Indonesia.
Karena luas lahannya pun membentang sepanjang 73 kilometer, dari Losari hingga Kapetakan.
“Kondisi ini kontras dengan kebutuhan garam nasional yang mencapai 4,6 juta ton per tahun, sementara produksi nasional hanya sekitar 1,5 juta ton”
BACA JUGA:Meski Hari Libur, Bupati Cirebon Bagikan SK Perpanjangan Jabatan Kuwu
“Artinya, dua pertiga kebutuhan garam harus diimpor karena produksi dalam negeri tidak mencukupi," tegasnya Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, Mohamad Luthfi MSi.
Sementara itu, daerah lain seperti Kabupaten Pamekasan telah menunjukkan cara untuk mengatasi masalah ini. Pada tahun 2018, Pamekasan merangkul Universitas Trunojoyo Madura untuk mengembangkan teknologi pengelolaan garam.