Produksi Garam di Kabupaten Cirebon Terus Menyusut, Sekarang Tersisa 37 Kelompok.

Produksi garam di Kabupaten Cirebon terus menurun-ilustrasi-dokumen -tangkapan layar

BACA JUGA:Dari Meninggalnya Indah, Ada Sosok Misterius yang Jemput ke Kosan di Majalengka

Hasilnya, waktu panen bisa dipangkas dari 8-10 hari menjadi hanya 3-4 hari, dan produksi meningkat dua kali lipat. Pada tahun 2019, dari lahan seluas 900 hektare, Pamekasan mampu menghasilkan 30.000 ton garam, jauh melebihi produksi Cirebon.

“Kenapa Cirebon, dengan lahan yang lebih luas dan jumlah petambak garam yang lebih banyak, justru kalah dalam hal produksi dan kualitas?” tanya Luthfi. 

Menurutnya, jawaban terletak pada pengetahuan dan teknologi. Cirebon masih tertinggal dalam kedua hal tersebut.

BACA JUGA:Caleg Terpilih Tak Harus Mundur Jika Maju Pilkada 2024

Luthfi menegaskan bahwa sudah saatnya Cirebon bangkit. Dengan merangkul universitas lokal dan mendorong riset serta pengembangan teknologi, Kabupaten Cirebon bisa kembali bersaing.

“Kita harus terus produksi meskipun di musim hujan, dan meningkatkan kualitas garam agar petani tidak lagi mengeluh soal harga," tandasnya.

BACA JUGA:IPB Cirebon Dukung Pendidikan Inklusi

Ia menambahkan, solusi ini tidak hanya akan meningkatkan produksi, tetapi juga akan mendongkrak perekonomian lokal.

“Cirebon harus bergerak cepat untuk mengatasi ketertinggalan, memastikan bahwa potensi besar ini tidak terbuang percuma,” pungkasnya.

Tag
Share