Bikin Jalan Layang di Kartini

JALAN LAYANG: Hanya di perlintasan Jalan Ahmad Yani yang sudah dibangun jalan layang (fly over) sehingga tidak terjadi kemacetan lalu lintas.-AZIS MUTAHROM-RADAR CIREBON

CIREBON - Kota Cirebon, yang merupakan kota terkecil di Jawa Barat dengan luas wilayah tidak lebih dari 40 kilometer persegi, memiliki akses transportasi dan jaringan angkutan yang lengkap.

Salah satu fasilitas utamanya adalah jalur kereta api. Kota Cirebon menjadi titik tengah perdagangan antara jalur utara dan jalur selatan. 

Oleh karena itu, terdapat 11 perlintasan sebidang dengan jalan raya, yang semuanya mengalami kemacetan lalu lintas yang padat.

Perlintasan sebidang tersebut meliputi Jalan Slamet Riyadi, Jalan Kartini, Jalan Tentara Pelajar, dua titik perlintasan di Jalan Kesambi, dua titik perlintasan di Jalan Kesambi Dalam, dua titik perlintasan di Jalan Pangeran Drajat, dan dua titik perlintasan di Jalan Ahmad Yani. 

Hanya di perlintasan Jalan Ahmad Yani yang sudah dibangun jalan layang (fly over).

Oleh karena itu, tidak mengherankan jika setiap kali ada kereta lewat, terjadi antrean kendaraan yang cukup panjang di jalan-jalan yang dilalui oleh jalur kereta api. Terutama karena kereta api sering kali melintas.

Dalam perencanaan masa depan, diperlukan solusi untuk mengatasi kemacetan lalu lintas yang semakin parah, agar tidak terjadi penumpukan kendaraan di titik-titik jalan yang dilintasi oleh perlintasan sebidang dengan jalur kereta api.

Penjabat Walikota (Pj Walikota Cirebon), Drs Agus Mulyadi MSi, menjelaskan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon telah merencanakan pembangunan jalan layang (fly over) di jalan-jalan yang dikelola oleh Kota Cirebon dan dilewati oleh perlintasan sebidang.

Terutama, pada jalan yang ramai seperti jalan Kartini.

Namun, setelah dilakukan kajian, pembangunan jalan layang memerlukan ketinggian tertentu agar tidak mengganggu perjalanan kereta api dan faktor keamanan lainnya. 

Oleh karena itu, titik awal tanjakan untuk membangun jalan layang jauh dari jalan-jalan tersebut. 

Sebagai contoh, untuk Jalan Kartini, titik awal tanjakan dari arah timur bisa sampai menyeberang hingga Jalan Veteran.

“Gagasan ini lebih memungkinkan jika jalur kereta dipindahkan ke atas. Usulan ini telah kami sampaikan kepada pemerintah pusat agar bisa dimasukkan dalam perencanaan strategis nasional,” ujar Agus saat Musrenbang RPJPD 2025-2045 pekan lalu. (azs)

Tag
Share