Pendekatan Baru Kasus Perundungan

Ilustrasi--

Oleh: Fifi Luthfiyyah SKomI 

KASUS perundungan yang marak terjadi di lingkungan pendidikan dalam sebulan terakhir ini, menjadi pukulan keras bagi kita semua. 

Tindakan perundungan, baik secara fisik, verbal, maupun online, telah menjadi ancaman yang menimbulkan rasa takut dan meninggalkan luka yang mendalam bagi para korban.

Di balik maraknya kasus perundungan, terdapat krisis moral dan agama yang perlu ditelusuri lebih dalam. Pendidikan nilai-nilai moral dan agama sejak usia dini menjadi kunci utama dalam mencegah perilaku perundungan.

Sering kali, permasalahan perundungan dikaitkan dengan kurangnya pengajaran nilai-nilai moral dan agama sejak dini.

BACA JUGA:Meminimalisir Hedonisme di Akhir Ramadan

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memperkuat pendidikan moral dan agama di lingkungan pendidikan agar kasus bullying dapat diminimalkan.

Penanaman moral dan agama menjadi petunjuk yang menuntun anak, untuk berperilaku baik dan berempati terhadap sesama.

Ketika nilai-nilai ini lemah, anak-anak lebih mudah terjerumus dalam tindakan perundungan. Baik sebagai pelaku maupun korban.

Karena itu, penting bagi orang tua dan guru untuk secara komprehensif dan berkelanjutan menanamkan nilai-nilai moral dan agama pada anak usia dini.

BACA JUGA:PSAS Desa Semplo Santuni Yatim dan Duafa

Orang tua dan guru memiliki peran sangat penting, dalam memberikan contoh dan teladan yang baik.

Sementara di lingkungan rumah, orang tua dapat mengajarkan anak untuk saling menghormati, menghargai perbedaan, dan menyelesaikan konflik dengan cara yang damai.

Sedangkan di sekolah, guru juga dapat memperkenalkan nilai-nilai moral dan agama melalui pembelajaran dan kegiatan sehari-hari.

Tag
Share