Menjadi Manusia Cerdik
Ilustrasi--
BACA JUGA:Pj Bupati Pimpin Gerakan Panen Raya Padi di Desa Cigarukgak
Betapa besar pahala puasa yang dijanjikan Allah. “Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa.
Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya.” (HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151). Kita sangat merugi jika tidak melaksanakan puasa dengan sungguh-sungguh sesuai dengan ketentuan dan salah satunya tidak menjaga lisan.
Lisan dengan kesungguhan harus dikendalikan dengan hati yang salim (sehat). Lisan tidak boleh mengeluarkan kata-kata yang menjadikan kita harus meminta maaf (… janganlah mengatakan sesuatu yang akan membuatmu beralasan darinya….” (Ahmad, no. 23498, Ibnu Mâjah, no. 417).
Perkataan dapat menjadikan orang bahagia dan juga membuat orang sengsara. Perkataan yang harus dikeluarkan adalah kebenaran, memberikan arah kebahagiaan di dunia dan akhirat.
BACA JUGA:RG-UG Mualimin Sukses Gelar Kasif XVI
Setiap saat kita digoda dengan berbagai hal yang mendorong untuk berkomentar atau untuk melakukan aktivitas yang jika tidak berhati-hati akan terjerumus pada kemaksiatan, kepada kesia-sian puasa kita.
Apa yang ada di tangan kita (HP) menjadi pengganggu yang utama. Makan, minuman bisa kita abaikan. Kita bisa bertahan dalam lapar dan dalam haus.
Akan tetapi, kita sering tidak bisa bertahan dalam keikutsertaan berkomentar yang muncul dalam grup wa, dalam laptop. Kita sering tergoda ikut mengobrol hal-hal yang sebenarnya tidak pening.
Begitui banyak obrolan hari ini setelah pelaksanaan Pemilu. Obrolan-obrolan yang terlontar melalui media cetak, media daring dan menjadi ramai pada saat bergulir di grup.
BACA JUGA:Zakat Fitrah Sebesar 2,7 Kg
Sekian grup membicarakan hal-hal yang sebenarnya tidak akan mengubah apa pun. Apa pun yang kita sampaikan pada situasi obrolan itu hanya berbalik-balik kepada kita, mungkin hanya menjadi beban pikiran.
Semua hal telah tertentu penanggung jawabnya, sudah kelas yang mengendalikannya.
Kita harus terus mengendalikan nafsu. Jangan berperilaku berdasarkan nafsu. Nafsu memang selalu sejalan dengan keinginan.
Keinginan tidak pernah berhenti, selalu ingin bertambah dan bertambah. Pausa ini adalah media yang sangat tepat untuk belajar mengendalikan nafsu. Kita dalam keadaan bebas terbuka.