Waspada! Baru April Sudah Separuh Kasus DBD Tahun Lalu

MENGKHAWATIRKAN: Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon, dr Hj Siti Maria Listyawati menjelaskan bahwa per tanggal 1 April 2024, pihaknya mencatat terdapat 111 kasus DBD di Kota Cirebon.-AZIS MUTAHROM-RADAR CIREBON

CIREBON - Bahkan, dalam kurun waktu tiga bulan pertama tahun 2024 ini, jumlah kasus DBD yang dilaporkan hampir mencapai setengah dari kasus DBD yang terjadi tahun lalu.

Hal ini mengundang keprihatinan sekaligus menjadi peringatan agar masyarakat dapat lebih waspada dan melakukan upaya pencegahan terhadap potensi penyebab penyakit tersebut di lingkungan sekitar.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon dr Hj Siti Maria Listyawati menjelaskan bahwa per tanggal 1 April 2024, pihaknya mencatat terdapat 111 kasus DBD di Kota Cirebon.

Jumlah kasus yang terlaporkan ini tergolong cukup tinggi, mengingat tahun 2024 baru berjalan sekitar tiga bulan.

“Hanya bulan April saja, kami sudah menerima laporan sebanyak 111 kasus. Tahun sebelumnya, sepanjang 2023, total kasus DBD yang tercatat di kami adalah 231 kasus,” ujar Maria kepada wartawan pada Rabu (3/4).

Menurutnya, tingginya jumlah kasus DBD di Kota Cirebon disebabkan oleh perubahan cuaca di triwulan pertama tahun 2024 ini, yang menyebabkan nyamuk Aedes Aegypti, penyebab DBD, mudah berkembang biak.

Selanjutnya, gigitan nyamuk ini menyebabkan penurunan daya tahan tubuh, membuat masyarakat lebih rentan terhadap penyakit DBD saat daya tahan tubuh mereka menurun.

“Faktornya lebih kepada cuaca yang mempengaruhi lingkungan, kondisi saat ini sangat berpengaruh terhadap tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegypti,” tuturnya.

Meski demikian, dari 111 kasus DBD yang terjadi, semua dapat terdeteksi, ditangani, dan diobati di fasilitas kesehatan di Kota Cirebon. Sehingga, tidak ada korban jiwa akibat DBD.

“Saat ini, sebagian pasien masih dirawat dan sebagian sudah pulang ke rumah. Kami berharap tidak ada korban jiwa akibat DBD tahun ini,” harapnya.

Terkait lokasi dengan jumlah kasus DBD tertinggi, tercatat di Kecamatan Kesambi. 

Oleh karena itu, pihaknya memberikan pengawasan khusus terhadap Kecamatan Kesambi sebagai daerah endemik DBD di Kota Cirebon.

“Kecamatan Kesambi menjadi daerah endemik karena menyumbang jumlah kasus DBD tertinggi dibandingkan dengan kecamatan lainnya,” ucapnya.

Untuk pencegahan, pemerintah memberikan pendampingan kepada pasien dan melakukan fogging di daerah rawan DBD untuk menekan perkembangan jentik nyamuk penyebab DBD. 

Tag
Share