Ini Sejarah Pembangunan Masjid Merah Panjunan Cirebon

KUNO DAN TERJAGA: Masjid Merah Panjunan merupakan salah satu masjid tertua pertama yang ada di Kota Cirebon dan dibangun oleh Sunan Gunung Jati 18 tahun sebelum pembangunan Masjid Sang Cipta Rasa Kasepuhan.-RADEN DEDI HARIYADI-radar cirebon.com

Di Cirebon ada Masjid Sang Cipta Rasa Kasepuhan atau Masjid Pakungwati. Namun masih banyak masjid-masjid atau musala kuno dan bersejarah dalam penyebaran agama Islam di Cirebon. Salah satunya adalah Masjid Merah Panjunan. 

MASJID kuno ini bernama Masjid Merah Panjunan. Merupakan salah satu masjid tertua pertama yang ada di Kota Cirebon. Dibangun oleh Sunan Gunung Jati pada tahun sekitar tahun 1480, atau 18 tahun sebelum pembangunan Masjid Sang Cipta Rasa Kasepuhan. 

Masjid ini dirawat oleh Sayid Abdurahman atau Pangeran Panjunan. Masjid ini memiliki 17 tiang. Di antaranya 16 tiang bentuknya silinder dan 1 berbentuk kotak.

Kalau dilihat wujudnya, bangunannya tak menyerupai masjid pada umumnya. Lebih mirip bangunan Jawa bernuansa Hindu.

BACA JUGA:“Bukber Jeh! 2024” Hotel Amaris Cirebon Sangat Digemari

Yang uniknya lagi, seluruh tembok di masjid merah ini berwarna merah, terbuat dari batu batu merah. Juga terdapat hiasan piring-piring asal Tiongkok menempel di tembok masjid. Karena itulah, Masjid Merah disimbolkan sebagai akulturasi budaya.

Masjid peninggalan Kanjeng Sunan Gunung Jati ini berada di lingkungan Kampung Arab, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon. Mayoritas penduduk di sekitar Panjunan merupakan keturunan Arab.

Pengurus DKM Masjid Merah Panjunan Nasirudin mengungkapkan, tiang-tiang Masjid Merah Panjunan terbuat dari kayu pohon yang awalnya sulit ditebang.

"Awalnya, Mbah Kuwu Cirebon bersama Syarif Abdurakhman atau Pangeran Panjunan melakukan babad alas di Cirebon. Namun, ada satu pohon tinggi besar menjulang ke langit yang sulit ditebang.

BACA JUGA:Honorer Gigit Jari

Setelah Mbah Kuwu Cirebon dan Pangeran Panjunan bermunajat kepada Allah, akhirnya pohon tersebut berhasil ditebang, dan kayu pohonnya dijadikan tiang Masjid Merah Panjunan sebanyak 17 tiang," ungkapnya.

Nasirudin mengatakan, penamaan Masjid Merah Panjunan bukan karena temboknya yang berwana merah.

"Jadi, nama Masjid Merah Panjunan itu diambil dari tanda coretan merah yang meniadakan Salat Jumat di masjid ini. Karena Salat Jumatnya dipindah ke Masjid Pakungwati atau sekarang Sang Cipta Rasa. Kalau salat lima waktu dan kegiatan keagamaan lainnya sih masih diadakan. Sampai sekarang sudah tidak ada Jumatan (salat Jumat) di Masjid Merah Panjunan. Seluruh masjid yang dibangun oleh Kanjeng Sunan Gunung Jati berwarna merah," katanya.

Disebutkan dia, ruangan utama Masjid Merah Panjunan hanya dibuka pada hari-hari tertentu saja.

Tag
Share