Erupsi Ketiga, Gunung Anak Krakatau Paling Signifikan
Gunung Anak Krakatau, kemarin erupsi sebanyak tiga kali-dokumen -Radar Cirebon
Gunungapi Anak Krakatau terletak di wilayah Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, sebanyak tiga kali mengalami erupsi, sejak kemarin. Hal ini tentu harus diwaspadai, apalagi erupsi yang ketiga yang merupakan paling signifikan.
Karena tercatat tinggi kolom abu mencapai ±1.500 meter di atas puncak (±1.657 meter di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal ke arah barat laut. Erupsi ini terekam dalam seismograf dengan amplitudo maksimum 75 mm dan durasi sekitar 97 detik.
Gunung Anak Krakatau, yang awalnya muncul pada tanggal 29 Desember 1927 setelah letusan hebat gunung Krakatau pada tahun 1883, telah menjadi objek intensif penelitian vulkanologi. Pasca letusan Krakatau tersebut, pulau Krakatau kehilangan sebagian besar tubuhnya, membentuk ciri geografis yang menarik dan menjadi sasaran para ahli vulkanologi.
BACA JUGA:Siapa Layak Jadi Pejabat Bupati Cirebon, Hilmy Atau Hendra?
Menurut laporan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), erupsi pertama terjadi dengan tinggi kolom abu mencapai kisaran ±500 meter di atas puncak gunung (±657 meter di atas permukaan laut), tercatat pada pukul 09.23 WIB, diikuti oleh erupsi pada pukul 09.31 WIB, serta erupsi ketiga pada pukul 09.32 WIB.
"Erupsi kedua terjadi dengan tinggi kolom abu mencapai ±1.000 meter di atas puncak (±1.157 meter di atas permukaan laut), teramati dalam seismograf dengan amplitudo maksimum 79 mm dan durasi 39 detik. Kolom abu yang dihasilkan juga berwarna kelabu dengan intensitas tebal yang mengarah ke barat laut," katanya.
BACA JUGA:“Luru Gosong” ala Kadal: Bersepeda 325 Km Cirebon-Jogja
Deny Mardiono dari Tim Pos Pengawas Gunung Anak Krakatau menyatakan bahwa erupsi ini tercatat dalam seismograf dengan amplitudo maksimum sebesar 73 mm, dengan durasi selama 10 detik. Kolom abu yang dihasilkan teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat laut.
Aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau masih terus berlangsung, terutama sejak letusan pada tahun 2018 yang mengakibatkan perubahan morfologi dan adanya tsunami. Hingga tahun 2023, telah tercatat sebanyak 415 kali gempa letusan, dengan ketinggian kolom erupsi bervariasi antara 50 hingga 3500 meter di atas puncak.**