Tinggalkan Fomo Tingkatkan Produktivitas Remaja

Ilustrasi--radar cirebon

Berbeda jika tren yang diikuti remaja saat ini tidak memberikan manfaat sama sekali, bahkan merugikan sekitarnya.

BACA JUGA:Banjir Tiga Kali dalam Setahun, Warga Blok Kalijaga Ngaku Capek dan Jenuh

Ingat saat Tiktok Shop hadir menyaingi e-commerce di Indonesia? Hanya melalui keranjang kuning, semua orang dapat mengakses dan membeli barang hanya dengan sekali tekan.

Tren ini membuat para remaja menjadi konsumtif. Mereka asyik check-out barang-barang di keranjang kuning. Bahkan Mereka tidak tahu akan bermanfaat atau tidak barang-barang yang dibeli itu. Pada akhirnya, barang-barang itu menumpuk di pojok ruangan.

Kebiasaan Fomo akan memberikan dampak buruk bagi remaja. Misalnya seperti stres hingga gangguan kesehatan mental.

Mereka cenderung membandingkan kehidupan dirinya dengan kehidupan orang-orang di sekitarnya. Merasa takut ‘tidak trendi’ dan merasa tertinggal oleh teman-teman sebaya, sehingga membuat mereka selalu menempatkan diri pada standar yang tidak realistis.

BACA JUGA:KPU Jabar Minta Pemda Siapkan Nakes saat Pemilu

Haus akan validasi orang lain yang akan menimbulkan rasa tertekan untuk mengejar kesuksesan berdasar standar medsos.

Seharusnya remaja berfokus mengejar nilai-nilai, kewajiban, produktivitas, serta kontribusi positif kepada bangsa dan negara.

Dalam menghadapi tren saat ini dan tren yang akan datang, sudah sepatutnya para remaja memilah dan memilih tren yang ada. Mana yang dapat diikuti dan memberikan manfaat, mana yang sebaiknya tidak diikuti dan di-skip saja.

Kebiasaan ikut-ikutan tanpa memilah, dapat berpengaruh pada kehidupan remaja. Seperti penurunan produktivitas pada remaja, juga menghambat proses pencarian jati diri.

BACA JUGA:Perbaikan Infrastruktur Bertahap Berkelanjutan

Ini karena mereka terlalu berfokus mencari validasi orang lain, dan terus mengikuti arus kehidupan berdasar standar mayoritas. Bukan mencari validasi karena nilai-nilai yang ada di dalam diri.

Sebagai remaja yang akan meneruskan masa depan negara ini, tentunya harus memiliki batasan tertentu di antara tren yang ada. Menentukan tujuan, serta tetap berpendirian teguh. Sehingga remaja dapat tetap fokus dalam mengembangkan diri menjadi pribadi yang bermanfaat bagi masyarakat dan negara.

Hal tersebut dapat dimulai dengan refleksi diri. Merenungkan apakah sebuah tren harus diikuti atau tidak. Apakah sebuah tren tersebut penting bagi diri sendiri atau apakah tren tersebut merugikan atau tidak.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan