China Minta Semua Tenang, Pasca Korut Luncurkan Satelit Mata-mata
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un menyaksikan keberhasilan peluncuran satelit mata-mata pertamanya ke orbit luar angkasa, yang membuat situasi tegang di Semenanjung Korea. -ist-radar cirebon
Tegangnya situasi di Semenanjung Korea mengalami peningkatan setelah Korea Utara (Korut) berhasil meluncurkan satelit mata-mata pertamanya ke orbit luar angkasa. Pernyataan dari Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, meminta semua pihak untuk menjaga ketenangan dan menahan diri dalam menanggapi peristiwa tersebut.
"Situasi di Semenanjung Korea saat ini rumit dan sensitif. Semua pihak perlu bersikap tenang dan menahan diri dalam menghadapi inti permasalahan," ujar Mao Ning.
Peluncuran satelit Malligyong-1 menggunakan roket Chollima-1 dari fasilitas peluncuran satelit Sohae pada Selasa (21/11) malam telah menjadi sorotan utama. Pemimpin Korut, Kim Jong Un, turut menyaksikan langsung peluncuran tersebut, seperti yang laporkan oleh Korean Central News Agency (KCNA).
Mao Ning telah menggarisbawahi pentingnya mempertahankan pendekatan politik untuk menyelesaikan masalah ini serta mendorong dialog konstruktif di antara semua pihak terkait. Di samping itu, dia juga menyampaikan bahwa China tetap berkomitmen untuk berperan dalam mendorong penyelesaian politik di wilayah tersebut. Mao Ning juga menyebutkan pembahasan mengenai pertemuan trilateral tingkat menteri luar negeri antara China, Korea Selatan, dan Jepang yang dijadwalkan pada 26 November 2023.
BACA JUGA:Pertukaran Sandera dan Bantuan Kemanusiaan di Tengah Gencatan Senjata
"Kerja sama trilateral adalah demi kepentingan bersama ketiga negara. China menghargai mekanisme tersebut dan berharap dapat bekerja sama dengan Korea Selatan dan Jepang untuk memperdalam kerja sama," ujar Mao Ning.
KCNA melaporkan bahwa Korut berencana untuk meluncurkan beberapa satelit mata-mata lainnya dalam waktu dekat dengan tujuan untuk mempertahankan kemampuan pengintaian atas Korea Selatan dan wilayah-wilayah lainnya yang menjadi kepentingan militer Korut. Hal ini juga diindikasikan sebagai langkah dalam memperkuat kesiapan militer Korut untuk menghadapi ancaman militer dari musuh-musuhnya.
Peluncuran satelit ini diduga dibantu oleh Rusia, setelah sebelumnya pada September 2023, Presiden Rusia Vladimir Putin mengajak Kim Jong Un untuk melihat fasilitas peluncuran luar angkasa Rusia yang modern, sambil menjanjikan bantuan dalam pengembangan satelit Korut.
Di tengah ketegangan ini, Korea Selatan (Korsel) juga tengah bersiap meluncurkan satelit mata-mata pertamanya ke luar angkasa dengan menggunakan roket Falcon 9 yang dioperasikan oleh perusahaan Amerika Serikat (AS), Space X. Korsel berencana untuk melakukan peluncuran pada 30 November dengan rencana pengiriman empat satelit lagi pada 2025.
BACA JUGA:Krisis Kesehatan: RS Evakuasi Pasien
Langkah ini diambil sebagai bagian dari rencana Korsel dalam peningkatan kemampuan satelit pengintai militer dan sipil. Mereka juga telah melakukan uji coba roket berbahan bakar padat dan gas untuk meluncurkan satelit di masa datang.
Dengan peluncuran satelit korut yang terjadi hanya seminggu sebelum rencana peluncuran oleh Korsel, situasi di Semenanjung Korea menunjukkan potensi ketegangan dan persaingan yang lebih meningkat. Keseluruhan dinamika ini diharapkan dapat menemukan jalan keluar yang stabil, seiring dengan permintaan tenang yang disuarakan oleh China.(ant/jpnn)