Membangun Karakter Moderat
Ilustrasi--
Pertama, mengasah kecerdasan interpersonal. Tradisi silaturahim dapat dijadikan sebagai media yang tepat bagi seseorang untuk membangun interaksi sosial sekaligus menjaga hubungan baik dengan orang lain. Kedua, kebermaknaan.
Ketika melakukan silaturahim orang akan mampu mengambil hikmah dari setiap hal yang didapatkannya. Misalnya ketika berkunjung kepada orang-orang yang dituakan, maka kita akan dapat menggali pelajaran yang bermakna dari mereka, mulai dari kebijaksanaan dan juga kesederhanaan nilai hidup.
BACA JUGA:Waspada Bencana saat Pemilu
Ketiga, perasaan senang. Perilaku silaturahim dapat menghasilkan perasaan senang di antara kedua belah pihak. Baik bagi pihak pengunjung maupun orang yang dikunjungi. Paling tidak ada perasaan senang sesama manusia yang saling membutuhkan antara satu dengan lainnya.
MENGHORMATI ORANG LAIN
Semboyan negara kita adalah Bhinneka Tunggal Ika. Berbeda-beda tetap satu jua. Seperti kita ketahui, terkadang masalah perbedaan menjadikan persatuan yang seharusnya dijaga menjadi terpecah. Lantas apakah memiliki musuh itu menyenangkan? Tentu tidak!
Perbedaan agama, ras, suku, dan bahasa, tidak seharusnya menjauhkan kita dari orang lain. Sebaliknya, perbedaan tersebut harus kita jadikan sebagai modal yang positif untuk saling memahami dan menghargai antara satu dengan yang lain.
Untuk lebih mengenalkan perilaku menghormati orang lain, orang tua atau guru di samping menunjukkan keteladanan juga bisa menggunakan metode bercerita. Banyak kisah para tokoh yang bisa diceritakan kepada anak-anak bagaimana pentingnya sikap menghormati orang lain.
BACA JUGA:Liverpool Wajib Kuras Rekening Bank Demi Wujudkan Transfer Kylian Mbappe
PEDULI LINGKUNGAN
Kegiatan yang masuk kategori peduli lingkungan di antaranya: Pertama, membuang sampah pada tempatnya, pendidik dan orang tua perlu menjelaskan kepada anak, bahwa membuang sampah sembarangan dapat berakibat buruk bagi lingkungan. Seperti menyebabkan banjir, penyakit kulit, dan menjadi sarang nyamuk. Dengan berperilaku seperti ini akan timbul kesadaran hingga mereka dewasa.
Kedua, belajar menanam pohon dan berkebun. Pendidik dan orang tua dapat mengajak anak menanam pohon atau berkebun di halaman rumah sendiri. Bila tidak memiliki halaman atau kebun, kita dapat membeli tanaman kecil yang ditanam di pot. Dengan memiliki tanaman, anak akan belajar mencintai dan merawat tanaman itu hingga tumbuh besar.
Ketiga, bepergian di alam bebas. Pendidik dan orang tua seharusnya sesekali mengajak anak menjelajah alam bebas, seperti di daerah pegunungan atau pantai. Jangan selalu pergi dan bermain di mall. Dengan melihat alam secara langsung, anak dapat mengetahui keindahan alam serta memahami apa yang seharusnya dijaga dan pedulikan.
Tiga perilaku baik di atas tentu adalah contoh dari sekian banyak perilaku-perilaku baik yang merupakan juga bagian dari nilai-nilai moderat. Dalam penerapannya, nilai-nilai moderat di atas agar lebih mengenal ke anak-anak dibutuhkan beberapa metode yang harus dilakukan oleh orang tua maupun guru.
BACA JUGA:Mengenal Kakak-Adik yang Memperkuat Athletic Bilbao, Saudara Kandung Beda Negara