Metode Pembelajaran yang Menyenangkan

Ilustrasi--

Sekolah yang memiliki otoritas sebagai tempat untuk menyelenggarakan pendidikan sering dipertanyakan perannya. Hal ini adalah salah satu masalah yang ada dalam dunia pendidikan di Indonesia. Sebagai alternatif belajar di luar sekolah banyak siswa yang menggantungkan harapannya pada bimbingan belajar untuk mendapatkan materi yang tidak diajarkan di sekolah. 

BACA JUGA:Ungkapan Menyentuh Pemain Timnas Palestina di Piala Asia 2023

Dalam upaya untuk ikut mendukung program pemerintah yaitu ikut mencerdaskan kehidupan bangsa ada sebagian orang mewujudkannya dengan mendirikan bimbingan belajar. Banyak siswa dengan antusias mengikuti bimbingan belajar terutama bagi mereka yang ingin mempersiapkan diri menghadapi ujian masuk perguruan tinggi negeri.

Pada kenyataannya belajar di bimbingan belajar tidak sekedar berupa materi pelajaran semata. Tetapi, juga disampaikan tentang kiat-kiat belajar yang efektif, kiat-kiat belajar di perguruan tinggi, maupun informasi seputar perguruan tinggi.

Pada awalnya bimbingan belajar dibentuk untuk membantu siswa SMA yang baru lulus dalam menghadapi ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri. Persaingan ketat untuk mendapatkan tempat di perguruan tinggi negeri memaksa para siswa untuk mempersiapkan diri secara ekstra. 

Kedua, pembelajaran berbasis media tunggal (single-media based learning) bukan pembelajaran berbasis multimedia (multimedia based learning). Multimedia di sini bukan berarti komputer yang dilengkapi multimedia. Tetapi, multimedia adalah penggunaan berbagai macam media yang dapat memudahkan siswa memahami materi pelajaran.

BACA JUGA:Real Madrid Juara Piala Super Spanyol

Selama ini dianggap dengan menggunakan alat Bantu proyektor seorang pengajar merasa telah menggunakan media belajar. Padahal penggunaan proyektor hanya memanfaatkan media tunggal yang efektivitasnya lebih rendah dibanding multimedia.

Pemberlakuan sistem baru pendidikan merupakan momen yang tepat untuk melakukan suatu tinjauan ulang atas apa yang telah dijalankan selama ini. Apakah hal-hal yang sudah dijalankan berlangsung efektif? Apakah ada prinsip dasar yang mengalami penurunan selama ini?

Ketiga, pembelajaran berbasis pada isi (content based learning) bukan pembelajaran berbasis konteks (context based learning). Materi pelajaran yang akan di kelas bimbingan belajar biasanya telah terjadwal dan tiap materi harus selesai pada tiap pertemuan. 

Setiap siswa dianggap sama dalam menyerap pelajaran sehingga materi akan diselesaikan sesuai jadwal sehingga selesainya materi dianggap juga dengan pahamnya siswa terhadap materi yang sudah disampaikan. Padahal setiap siswa berbeda dalam menyerap pelajaran dan merupakan tindakan yang tidak bertanggung jawab apabila kita menganggap selesainya materi juga berarti seluruh siswa memahami materi yang diberikan.

BACA JUGA:Musim Hujan TIba, DPRD Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki

Pelaksanaan pembelajaran seperti yang disebutkan di atas dilakukan pada dasarnya juga tidak diharapkan dan bukan merupakan suatu kesengajaan. Keterbatasan-keterbatasan yang menyertai kegiatan bimbingan belajar menjadi alasan timbulnya kesan seperti di atas. 

Dengan kondisi demikian metode belajar secanggih apa pun tidak akan efektif diterapkan di kelas-kelas bimbingan belajar. Keadaan yang tidak kondusif ini diperparah dengan kapasitas siswa per kelas yang tidak mendukung terciptanya suasana belajar yang efektif.

Metode belajar secanggih apa pun tidak akan bisa diterapkan dalam kondisi semacam ini. Selain itu kapasitas kelas yang demikian besar tidak mencerminkan keinginan penyelenggara bimbingan belajar untuk memberikan pelayanan yang memuaskan buat konsumen.

Tag
Share