Ungkapan Menyentuh Pemain Timnas Palestina di Piala Asia 2023
BAYANG-BAYANG PERANG: Timnas Palestina saat memasuki lapangan dalam sebuah pertandingan. Para pemain Palestina terus dibayang-bayangi dengan perang di [email protected]
DOHA – Pemain Timnas Palestina mengungkapkan perasaannya jelang laga di Piala Asia 2023. Sang pemain mengaku terus dibayangi dengan perang di Gaza. Ya, Palestina tergabung di Grup C bersama dengan Iran, Uni Emirat Arab, dan Hongkong.
Palestina menghadapi Iran di laga pertamanya kemarin. Dilansir dari Aljazeera, jelang laga pertama, kiper Timnas Palestina Rami Hamadi mengungkapkan kesedihanya saat ini harus berlaga di Qatar dengan perasaan cemas melihat keadaan perang yang ada di Gaza.
“Ini bukan situasi yang baik untuk bermain atau hidup, karena apa yang terjadi pada orang-orang kami di Gaza,” jelas Hamadi.
Ribuan nyawa telah hilang di Gaza, tercatat sudah 23.000 nyawa menghilang akibat perang sejak 7 Oktober 2023 dan kebanyakan perempuan dan anak-anak. Pemain Palestina mengungkapkan bahwa akses keluar masuk ke Gaza tidak mudah. Hal ini disebabkan karena adanya pembatasan dan pengetatan pergerakan di Palestina yang dilakukan oleh Israel.
BACA JUGA:Real Madrid Juara Piala Super Spanyol
Mereka mengungkapkan bahwa untuk bisa keluar dari sana harus melalui Tepi Barat menuju Yordania menggunakan jalur darat sejak Kualifikasi Piala Dunia pada November. Hingga Piala Asia, terhitung 2 bulan sudah mereka meninggalkan Tepi Barat dan terus bersama-sama karena mereka tidak bisa kembali, diakibatkan tidak bisa memastikan akan diizinkan untuk keluar lagi.
Dengan pergerakan keluar masuk yang sulit di Gaza, hanya ada 2 pemain dari Gaza dalam skuad Timnas Palestina yaitu Mohammed Saleh yang berposisi sebagai bek dan striker bernama Mahmoud Wadi. Pelatih Palestina Makram Daboub juga mengungkapkan bahwa para pemain memiliki perasaan yang cemas terhadap keluarganya yang ada di Palestina.
Pemain Palestina juga tengah gugup mendengar kabar berita dari keluarganya setiap hari. Seperti yang dikatakan oleh Rami Hamadi bahwa Saleh pemain yang berasal dari Gaza, 10 hari yang lalu mengirimkan pesan ke keluarganya dan baru kemarin bisa dijawab dan mengatakan keluarganya baik-baik saja.
Beberapa hari sebelumnya sepak bola Palestina dikejutkan dengan kematian Hani Al-Masdar yang merupakan mantan pemain, pelatih dan manajer tim Olimpiade Palestina yang terbunuh di desanya. Di balik kesedihan, para pemain Palestina bertekad untuk bisa lolos hingga final.
BACA JUGA:Musim Hujan TIba, DPRD Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki
Palestina ingin seperti Maroko di Piala Dunia 2022. "Tidak ada yang membayangkan bahwa Maroko bisa sampai semifinal," kata Hamadi. Lewat sepak bola, Palestina ingin mengirimkan sebuah pesan untuk seluruh dunia tentang apa yang terjadi di negaranya.
“Saya ingin bermain agar semua orang tahu apa yang terjadi di negara saya, sehingga semua orang tahu kami, kami adalah manusia, kita adalah manusia sama seperti Anda. Sebanyak 23.000 orang tewas, orang-orang hanya berpikir itu angka, Namun tidak setiap angka adalah kehidupan. Itu sebabnya kami di sini untuk mengirim pesan ke seluruh dunia,” ungkap Hamadi. (jpnn)