Ridwan, Maraton 42 KM Pakai Sandal: Tak Sekadar Tantangan, tapi Juga Perbaiki Tipe Pronasi saat Lari
Ridwan dengan mengenakan kostum Luffy dan sandal saat mengikuti gelaran Borobudor Maraton 2023.-ist-Radar Cirebon
Ridwan menjadi orang pertama yang menyelesaikan maraton 42 Km dengan mengenakan sandal di Borobudur Maraton 2023 lalu.
Lari menjadi salah satu olahraga paling sederhana. Namun ternyata tidak sesederhana kelihatannya, karena ada beberapa teknik lari yang harus dipelajari. Beberapa hal akan mempengaruhi kulitas lari, salah satunya pronasi atau cara kaki mendarat dan berguling saat membentur tanah.
Pronasi bersifat unik pada setiap orang. Ridwan, salah satu pelari di komunitas Cirebon Runners (CORE) menyadari memiliki tipe lari Underpronasi (supinasi). Untuk itu, ia pun mulai memperbaiki tipe lari ini dengan menggunakan sandal saat berlari.
Niat awal memperbaiki form lari, tapi akhirnya Ridwan bisa menjadi orang pertama yang menyelesaikan maraton 42 Km dengan mengenakan sandal di Borobudur Maraton 2023 lalu.
BACA JUGA:Sekda Ingatkan ASN Tetap Netral
November 2020 menjadi kali pertama Ridwan menggeluti lari. Di tahun yang sama pula ia mulai bergabung dengan CORE. Di tahun pertama ia hanya rutin lari bersama komunitas dengan tujuan kesehatan. Seiring berjalannya waktu, ia menginginkan lari dengan progres.
Untuk itu di tahun Februari 2022 Ridwan memutuskan untuk mengikuti coaching lari. “Dari coaching ini saya baru mengetahui tipe lari sangat mempengaruhi kualitas lari," ungkapnya kepada Radar Cirebon, Minggu 14 Januari 2024.
Pronasi atau cara kaki mendarat dan berguling saat membentur tanah memiliki tiga tipe. Mulai dari netral, under pronasi (supinasi), dan overpronasi. Pelari dengan tipe kaki netral memiliki kemungkinan mengalami cedera dan bisa mendapatkan kualitas lari maksimal.
Sedangkan underpronasi (supinasi) dan overpronasi sebaliknya. “Supinasi ini kondisi kaki berguling ke luar saat terjadi benturan, ini rentan mengalami cedera dan lari jadi tidak maksimal," terangnya.
BACA JUGA:Harga Air dari SPAM Jatigede Masih Buntu
Menyadari hal ini, Ridwan pun mulai memperbaiki form larinya dengan lari menggunakan sandal. Tak mudah untuk bisa lari menggunakan sandal. Ia pun hanya menggunakan sandal saat lari dengan jarak pendek.
Namun, seiring berjalannya waktu Ridwan pun merasa tertantang untuk memberi tantangan pada diri sendiri. Bertepatan dengan gelaran Borobudur Maraton 2023, ia berkeinginan menghadirkan sesuatu yang berbeda. “Saya mulai konsultasikan pada coach untuk bisa maraton dengan menggunakan sandal," ungkapnya.
Enam bulan sebelum mengikuti Borobudur Maraton 2023, ia pun mulai intens berlatih lari dengan sendal. Ridwan memiliki program latihan 6 hari lari dalam seminggu. Selama enam hari tersebut latihan lari terdiri dari 4 hari easy run menggunakan sendal dan 2 hari interval run menggunakan sepatu. "Penyesuaian selama enam bulan ini tentu tidak mudah, tapi harus dilewati," jelasnya.
Beberapa minggu sebelum mengikuti Borobudor Maraton, Ridwan pun berfikir untuk menghadirkan sesuatu yang berbeda. Ingin memberikan edukasi lari menggunakan sandal, Ridwan pun berfikir untuk bisa tampil eye catching agar dilirik oleh para pesrta dan masyarakat lainnya. Lalu kostum karakter anime pun dipilihnya.