Atap Sekolah Ambruk, Bupati Imron Langsung Video Call Kadisdik
Bupati Cirebon Drs H Imron Mag melakukan video call dengan Kadisdik Ronianto menanyakan perihal ambruknya atap SMPN 2 Greged.-dokumen -Radar Cirebon
CIREBON- Dugaan ambruknya atap ruang kelas di SMPN 2 Greged akibat kesalahan perencanaan. Mungkin karena konstruksinya pakai baja ringan, tapi gentengnya gunakan genteng beton atau genteng merah yang terbuat dari tanah sehingga bebannya mungkin tidak sebanding.
Dua ruang kelas yang atapnya ambruk tersebut merupakan hasil renovasi bangunan pada bulan Oktober tahun 2022. Kendati demikian, belum bisa memastikan penyebab atap ambruk. Pihak Disdik, berencana melakukan evaluasi dan akan memanggil pihak yang melakukan renovasi. Masih kata Ronianto, SMPN 2 Greged termasuk sekolah yang banyak mengalami kerusakan pada ruang kelas.
"Apalagi malam hujan besar. Akan kita evaluasi untuk perencanaan selanjutnya. Para ahli yang akan melihat seperti apa," tutur Kadisdik Drs H Ronianto MM saat dijumpai Radar Cirebon di lokasi kejadian, kemarin.
BACA JUGA:Berantas Calo di Majalengka, Rekrutmen Pekerja Harus Lewat LPK
Masih kata Ronianto, pihaknya sebenarnya sudah melarang menggunakam genting beton jika konstruksi baja ringan. “Kami sudah melarang memakai genteng beton kalau konstruksinya itu baja ringan. Kalau pakai baja ringan, maka gentengnya harus genteng metal sehingga bebannya tidak terlalu berat," ujarnya.
Renovasi atap sekolah pada SMPN 2 Greged, Kabupaten Cirebon, diduga tidak sesuai perencanaan. Atap pun ambruk. Peristiwa terjadi saat siswa sedang mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) pada Jumat pagi, 12 Januari 2024. Ada 6 siswa mengalami luka-luka dan harus dilarikan ke puskesmas guna mendapatkan perawatan medis.
“Kejadian pukul 9. Kita prihatin sekali sampai terjadi seperti ini. Ada korban enam siswa, tapi mereka sudah kembali ke rumah masing-masing," ungkapnya. Data yang dihimpun Radar Cirebon, dua ruang kelas yang atapnya ambruk merupakan bangunan yang baru direnovasi pada Oktober 2022 dengan anggaran Rp188 juta.
Sementara Bupati Cirebon Drs Imron MAg memantau penanganan atap sekolah ambruk itu melalui video call dengan Kadisdik Ronianto. “Dari penjelasan Kadisdik, ada 6 siswa yang terluka akibat atap bangunan ambruk. Tapi 6 siswa itu sudah pulang setelah mendapat penanganan medis," kata Imron.
\Menurut Imron, ambruknya atap sekolah lantaran baja ringan tak kuat menahan genteng merah yang terbuat dari tanah. Harusnya, konstruksi baja ringan itu menggunakan genteng yang ringan. “Jadi ada dua hal yang menyebabkan bangunan atap sekolah ambruk. Pertama, karena konstruksi bangunan yang tidak sesuai peruntukannya atau bisa jadi kualitas baja ringan yang kurang baik. Kedua, karena kondisi alam," terang Imron. (**)