Harga Beras Sulit Turun

Kemungkinan harga beras akan sulit turun di awal tahun 2024, namun Perum Bulog telah mempersiapkan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang mencukupi hingga panen raya pada bulan April mendatang.-ist-radar cirebon

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengungkapkan bahwa kemungkinan harga beras akan sulit turun di awal tahun 2024. Menurutnya, hal ini disebabkan oleh defisit produksi beras yang menjadi penghalang utama, serta faktor biaya produksi yang masih tinggi dan kebijakan-kebijakan nasional yang memengaruhi pasar dunia.

"Tiga faktor yang sudah pernah saya sampaikan mengakibatkan harga naik itu masih ada. Satu, produksi kita masih belum pulih. Dua, biaya-biaya masih tetap tinggi terutama harga pupuk sedunia masih bergejolak dan cenderung tinggi. Dan yang ketiga adalah kebijakan-kebijakan negara yang belum membuat (harga) pasar dunia tak turun,” ungkap Bayu Krisnamurthi dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (11/1/2024).

Mengutip data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Bayu menjelaskan bahwa defisit produksi beras pada awal tahun 2024 karena terjadi kemunduran panen padi di sebagian besar wilayah di Pulau Jawa.

Walaupun demikian, ia menyatakan masyarakat jangan khawatir. Bayu menegaskan bahwa Perum Bulog telah mempersiapkan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang mencukupi hingga panen raya pada bulan April mendatang. Dengan stok CBP sebanyak 1,3 juta ton dan rencana impor sebanyak 500 ribu ton yang merupakan sisa dari penugasan impor tahun lalu, ditambah dengan produksi dalam negeri yang juga akan berkontribusi, kebutuhan beras nasional dinyatakan akan terpenuhi.

BACA JUGA:Naik Jadi Awas, Berikut Kondisi Gunung Lewotobi Sejak 1 hingga 9 Januari 2024

Adapan upaya Bulog untuk menjaga kestabilan harga beras melalui program Stabilisasi Pasokan Harga Pasar (SPHP) dengan tujuan menjaga harga beras tetap terjangkau di pasar. Meskipun harga beras di pasar ritel dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kebijakan pemerintah, biaya transportasi, dan lainnya, Bulog berkomitmen untuk menjaga ketersediaan beras di pasar.

“Cukup. Bantuan pangan beras sekitar 220 ribu ton dikali 3 bulan cuma 660 ribu ton. Ditambah pelaksanaan SPHP (Stabilisasi Pasokan Harga Pasar) 3 bulan , jadi 900an ribu ton. Yang diminta pemerintah bahwa Bulog harus menjaga stok 1 juta at anytime, kita berusaha memasukkan termasuk dari impor,” ujarnya.

Menurut Bayu, impor beras sebanyak 500 ribu ton tersebut berasal dari beberapa negara seperti Vietnam, Thailand, Myanmar, dan Pakistan. Penugasan impor sebanyak 2 juta ton untuk tahun 2024 saat ini belum akan dilakukan dalam waktu dekat, mengingat adanya kendala logistik terkait keadaan pelabuhan dan kelangkaan kontainer.

Sementara itu, berdasarkan Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional, harga rata-rata beras medium nasional saat ini berkisar di angka Rp13.310 per kg, dan cenderung stabil dengan kisaran Rp13.200 per kg sejak awal tahun. (antara)

Tag
Share