Jadi Pusat Perhatian, Masyarakat Harus Waspada

Gunung Merapi menunjukkan aktivitas vulkanik yang intens, akhir pekan kemarin. Sehingga, perlu mendapat atensi dari pemerintah maupun masyarakat sekitar. -ist-radar cirebon

Aktivitas Gunung Iya di Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Gunung Karangetang di Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara (Sulut) turun dari level III siaga menjadi level II waspada. Level Gunung Iya sudah diturunkan sejak 8 Januari lalu. Sementara Gunung Karangetang turun level mulai 11 Januari. 

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari menjelaskan hal itu kepada awak media, Senin (13/1). Dia menyampaikan bahwa telah dilakukan pengamatan di Gunung Iya sejak 1-7 Januari. Karena itu, mulai pukul 18.00 WITA, level gunung api tersebut turun. 

”Kendati sudah turun ke level waspada, namun gempa dangkal maupun dalam masih terus terdeteksi. Masyarakat diminta untuk tidak beraktivitas dalam radius 2 kilometer dari kawah utama,” terang Abdul Muhari. 

Berdasarkan data BNPB, karakteristik letusan Gunung Iya pada umumnya berlangsung di kawah utama melalui letusan magmatik yang menghasilkan abu vulkanik, lontaran batu pijar, dan aliran lava. Di sisi lain, Gunung Iya juga memiliki rekahan yang berhadapan langsung dengan laut. Kondisi itu dapat berkembang dan berpotensi memicu longsoran yang menimbulkan tsunami.

BACA JUGA:Hanya Ditanya Dua Hal

Sementara itu, Gunung Karangetang turun level pada Sabtu (11/1) mulai pukul 18.00 WITA. ”Kendati demikian, masyarakat, pengunjung, wisatawan atau pendaki tidak diperbolehkan melakukan aktivitas dan mendekati radius 1,5 kilometer dari kawah utama dan kawah dua, termasuk wilayah sektoral 2,5 kilometer pada arah barat daya dan selatan,” ungkap Abdul Muhari. 

BNPB menyatakan bahwa, tingkat aktivitas Gunung Karangetang akan ditinjau dan dievaluasi kembali secara berkala untuk memastikan ada atau tidak ada perubahan aktivitas yang signifikan. Sebelumnya, pada awal November 2024 status Gunung Karangetang dinaikkan menjadi siaga karena terjadi peningkatan aktivitas secara signifikan.

Di sisi lain, BNPB mencatat, ada tiga gunung api yang menjadi fokus siaga darurat bencana. Yakni Gunung Ibu, Gunung Lewotobi Laki-Laki, dan Gunung Merapi. Ketiga gunung tersebut menunjukkan aktivitas vulkanik yang intens. Sehingga perlu mendapat atensi dari pemerintah maupun masyarakat di sekitar gunung api itu. 

Muhari menyampaikan bahwa Gunung Ibu yang berada di Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara kembali erupsi pada Sabtu (11/1). Erupsi terekam terjadi pukul 19.35 WIT. ”Tinggi kolom abu teramati kurang lebih empat ribu meter di atas puncak, berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimal 28 milimeter dan durasi tiga menit lima detik,” terang dia. 

BACA JUGA:Komitmen Tingkatkan Kualitas Kinerja

Erupsi tersebut disertai dengan muntahan lava pijar mencapai dua kilometer dari pusat kawah. ”Lontaran lava itu terlihat dengan mata telanjang berwarna merah menyala dan membumbung tinggi ke angkasa disertai suara gemuruh,” ucap Abdul Muhari.

Beruntung tidak ada korban jiwa atas kejadian tersebut. Seluruh warga yang tinggal di sekitar Gunung Ibu telah mendapatkan informasi dari pemerintah daerah setempat untuk melakukan beberapa langkah penyelamatan, evakuasi sementara dan antisipasi dampak bencana. 

Pasca erupsi tersebut, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memperluas radius rekomendasi. Yakni 4 kilometer dan 5,5 kilometer sektoral ke arah bukaan kawah di bagian utara kawah aktif. (jp)

Tag
Share