Gaya Hidup YONO, Berimbas Positif pada Bisnis Penyewaan
TREN MASA KINI: Gaya hidup YONO membuat masyarakat lebih memilih kualitas dibandingkan kuantitas, mengutamakan fungsi dan ketahanan, sadar lingkungan, serta cermat dalam pengeluaran.-SENO DWI PRIYANTO/RADAR CIREBON-
CIREBON - Faktor ekonomi cukup berpengaruh besar terhadap gaya hidup yang dipilih oleh masyarakat.
Memasuki tahun 2025, gaya hidup You Only Live Once (YOLO) dalam gaya hidup modern diprediksi akan tergeser oleh gaya hidup You Only Need One (YONO).
Pakar ekonomi pun mengatakan bahwa hal ini akan memberikan dampak positif pada sejumlah sektor, salah satunya sektor penyewaan.
Wakil Dekan 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGJ sekaligus Ketua TAX Center FEB UGJ, Moh Yudi Mahadianto SE MM MPM CAP, menuturkan bahwa YOLO adalah gaya hidup yang mengutamakan pengalaman dan kesenangan sesaat, tanpa memikirkan masa depan.
Gaya hidup ini identik dengan konsumtif, impulsif, hedonis, dan Fear of Missing Out (FOMO).
Sementara itu, YONO merupakan gaya hidup minimalis yang fokus pada kebutuhan esensial dan berkelanjutan.
Gaya hidup ini lebih mengutamakan kualitas daripada kuantitas, memilih fungsi dan ketahanan, serta memiliki kesadaran lingkungan dan cermat dalam pengeluaran.
“Kondisi ekonomi tentu memiliki peran dalam pergeseran gaya hidup ini, misalnya karena adanya inflasi, resesi, hingga ketidakpastian ekonomi global,” jelasnya.
Tak sedikit masyarakat yang diprediksi tahun ini akan lebih menghemat uang mereka.
Saat memutuskan membeli barang, mereka akan mempertimbangkan kualitas dibandingkan kuantitas untuk mengurangi pengeluaran dalam jangka panjang.
Mereka akan lebih memilih untuk memperbaiki barang daripada menggantinya.
“Ini sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan, isu perubahan iklim, dan kepedulian terhadap keberlanjutan,” ujarnya.
Dengan kondisi ini, bisnis penyewaan pun diprediksi akan menjadi bisnis yang berkembang di tahun 2025.
Alih-alih membeli barang baru, masyarakat akan memilih untuk menyewa.