PPN Versus Indikator Makro Ekonomi

Ilustrasi PPN.-istimewa-

BACA JUGA:Tak Sesuai Standar

Kemudian jika dilihat dari penduduk yang bekerja, pada Agustus 2024 terdapat 40,76 juta orang atau sekitar 28,18% dari jumlah penduduk yang bekerja keseluruhan di Indonesia (144,64 juta orang), paling banyak bekerja pada lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (BPS, Berita Resmi Statistik: Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2024, 5 November 2024). 

Ini menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Indonesia yang bekerja memperoleh pendapatannya dari usaha Sektor Primer. Sementara sektor primer merupakan kegiatan usaha yang berfokus pada produksi bahan mentah yang secara ekonomis umumnya memperoleh pendapatan relatif rendah.

TINGKAT INFLASI

Pada November 2024, Indonesia mengalami inflasi year-on-year (y-on-y) sebesar 1,55%. Sepanjang tahun 2024, inflasi y-on-y tertinggi terjadi pada bulan Maret 2024, yaitu sebesar 3,05%, sedangkan terendah terjadi pada bulan November 2024. Meskipun tingkat inflasi y-on-y selama tahun 2024 ini relatif terkendali, namun perlu menjadi perhatian bahwa penurunan inflasi yang terlalu tajam atau terlalu cepat juga bisa menandakan gejala pelemahan ekonomi, yang berpotensi terjadinya resesi. 

BACA JUGA:Perkuat Layanan Berbasis Elektronik

Dari 11 kelompok pengeluaran, sepanjang tahun 2024 kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau selalu memberikan andil inflasi y-on-y tertinggi dibandingkan kelompok pengeluaran lainnya. Beberapa hal yang menyebabkan kelompok pengeluaran ini cenderung memberikan andil paling tinggi. 

Antara lain: (1) Kenaikan Harga Makanan Pokok, seperti beras, sayur-sayuran, minyak goreng dan daging, sering mengalami fluktuasi harga yang cukup signifikan dikarenakan pasokan barang, kondisi cuaca, dan biaya pengiriman; (2) Kebijakan Pangan, seperti kebijakan pemerintah terkait pengendalian harga bahan pangan, tarif impor, atau subsidi bahan pokok; (3) Permintaan yang Inelastis, yang berarti meskipun harga barang-barang kelompok makanan, minuman dan tembakau ini naik, konsumen masih harus membelinya, sehingga kenaikan harga ini cenderung memberikan andil inflasi yang lebih besar; (4) Faktor Musiman, yaitu beberapa komoditas makanan dan minuman memiliki fluktuasi musiman yang cukup besar, seperti harga sayuran atau buah-buahan yang dipengaruhi oleh musim.

TINGKAT PENGANGGURAN

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia pada Agustus 2024 sebesar 4,91 persen, atau turun sebesar 0,41 persen poin dibanding Agustus 2023. Jika dilihat dari daerah tempat tinggal, pada Agustus 2024 pengangguran tertinggi terjadi di daerah perkotaan, yaitu sebesar 5,79%, sedangkan daerah perdesaan sebesar 3,67%. 

BACA JUGA:Sosialisasikan Keselamatan Berlalu Lintas pada Pelajar

Namun apabila dibandingkan dengan Agustus 2023, pengangguran di daerah perkotaan turun sebesar 0,61 persen poin dan daerah perdesaan turun sebesar 0,21 persen poin. (BPS, Berita Resmi Statistik: Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2024, 5 November 2024). 

Sementara dilihat dari aspek pendidikan tertinggi yang ditamatkan, pada Agustus 2024 pengangguran tertinggi terjadi pada penduduk yang berpendidikan tamat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), yaitu sebesar 9,01% disusul tamat Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 7,05% dan tamat Diploma IV/S1/S2/S3 sebesar 5,25%. 

Apabila dibandingkan dengan Agustus 2023, pengangguran pada penduduk yang berpendidikan tamat SMK turun sebesar 0,30 persen poin, tamat SMA turun sebesar 1,10 persen poin tetapi penduduk yang berpendidikan tamat Diploma IV/S1/S2/S3 naik sebesar 0,07 persen poin.

Tingginya angka pengangguran pada penduduk yang berpendidikan tamat SMK, SMA, dan Diploma IV/S1/S2/S3 mencerminkan realitas yang kompleks dalam dunia pendidikan dan pasar kerja. Beberapa hal yang mungkin menjadi penyebab tingginya angka pengangguran pada tingkatan sekolah tadi. 

Tag
Share