Biadab, Anak Habisi Nyawa Ibu Kandung Pakai Ulekan
Terduga S (36) warga Desa Cipakem, Kecamatan Maleber, Kabupaten Kuningan terduga pelaku pembunuh ibu kandung sedang menjalani pemeriksaan di Polres Kuningan, Senin (16/12). -ist-radar cirebon
Warga Desa Cipakem Kecamatan Maleber Kabupaten Kuningan dibuat geger. Pasalnya, diduga telah terjadi seorang anak habisi nyawa ibu kandung sendiri. Peristiwa yang menggemparkan tersebut terjadi pada Senin pagi (16/12) sekitar pukul 05.30 WIB. Pelaku berinisial S (35) tega menghabisi nyawa ibu kandungnya bernama Idah Caski (59).
Korban menghembuskan nafas di lokasi kejadian yakni di dalam rumahnya dengan kondisi tubuh bersimbah darah. Pembunuhnya adalah anak kandungnya selama ini dikenal warga setempat mengalami gangguan jiwa. Pelaku berhasil diamankan warga sesaat setelah kejadian tersebut, kemudian dibawa ke Polres Kuningan. Mayat korban dibawa penyidik ke RS Bhayangkara Losarang, Kabupaten Indramayu untuk diotopsi.
Berdasarkan informasi dihimpun, peristiwa tewasnya Idah oleh anak kandungnya ini bermula dari keributan di dalam rumahnya. Seketika terdengar suara jeritan hingga membuat para tetangga berdatangan untuk memastikan apa yang sedang terjadi.
"Beberapa warga datang ke rumah Bu Idah untuk memastikan, namun pintunya masih terkunci. Khawatir telah terjadi hal yang tidak diinginkan, warga pun kemudian mendobrak pintu dan terlihat anak Bu Idah keluar dengan baju sudah bersimbah darah seperti tidak terjadi apa-apa, bersamaan dengan itu terlihat korban tergelak di lantai dengan kondisi mengenaskan. Seketika warga menangkap pelaku S lalu membawanya ke balai desa," papar Kepala Desa Cipakem Uci Sanusi, Senin (16/12).
BACA JUGA:Longsor hingga Atap Rumah Ambruk
Pemerintah Desa Cipakem kemudian melaporkan kejadian itu ke pihak kepolisian sekaligus menyerahkan pelaku untuk penanganan lebih lanjut. Kades Uci melanjutkan, selama ini pelaku S memang dikenal warga mengalami gangguan jiwa dan kerap mengamuk hingga tak segan menyakiti ibunya sendiri. Pemerintah desa telah berupaya membantu pengobatan penyakit kejiwaan S tersebut namun demikian sulit dikendalikan.
"Pelaku S ini mengidap gangguan jiwa sejak masih kecil. Kami sudah bantu pengobatannya, termasuk membawa ke RS Mitra Plumbon. Bahkan sekarang pun dalam pengawasan Puskesmas Maleber setiap minggu ambil obat. Tapi mungkin karena ODGJ perilakunya seperti itu," terang Uci.
Bahkan, kematian Idah pada Senin pagi tadi diduga dipicu oleh pertengkaran gara-gara teguran sang ibu kepada anaknya. "Ada beberapa versi cerita warga. Katanya gara-gara pelaku ini belum dikasih makan, ada juga yang bilang karena menolak disuruh minum obat oleh ibunya," ujarnya.
Terpisah, Kasat Reskrim Polres Kuningan AKP I Putu Ika Prabawa mengatakan, pihaknya masih menyelidiki kasus kematian Idah dan telah mengamankan anaknya S sebagai terduga pelakunya. Dari hasil olah TKP, pihaknya menemukan barang bukti satu bilah pisau dapur dan cobek batu yang diduga digunakan pelaku untuk menghabisi korban.
BACA JUGA:Resume Laporan Hasil Evaluasi PM PK APIP Tahun 2024
"Benar telah terjadi peristiwa menghilangkan nyawa orang lain diduga dilakukan oleh seorang pria berinisial S terhadap ibu kandungnya sendiri di Desa Cipakem, Kecamatan Maleber. Terduga pelaku kini masih kami periksa, sedangkan korban telah dibawa ke RS Bhayangkara Losarang Indramayu untuk dilakukan autopsi," ungkap Putu di Mapolres Kuningan.
Adapun motif pembunuhan tersebut, Putu mengatakan, masih dalam penyelidikan dan pihaknya masih meminta keterangan dari pelaku. "Hingga saat ini terduga pelaku masih belum bisa dimintai keterangan, karena kondisi kejiwaannya terganggu. Bahkan kami juga mendapat informasi kalau yang bersangkutan sedang menjalani proses pemulihan," sebut Putu.
Dari hasil observasi luar ditemukan sejumlah luka serius di bagian kepala korban diduga akibat benturan benda tumpul cobek batu dan luka terbuka di beberapa bagian tubuh seperti jari dan kaki diduga akibat sayatan pisau dapur. Untuk lebih lanjut, jenazah korban kini dibawa ke RS Bhayangkara Losarang, Indramayu, untuk dilakukan autopsi lebih lanjut. (ags)