Didominasi KDRT dan Kekerasan Seksual

CIREBON – Mawar Balqis Cirebon menggelar Kampanye Anti Kekerasan Terhadap Perempuan. Kegiatan ini dipusatkan di Gedung Negara Cirebon.

Acara tersebut diisi dengan berbagai kegiatan, di antaranya seminar anti kekerasan terhadap perempuan, pentas seni, deklarasi, dan lain-lain.

Direktur Program WCC Mawar Balqis Cirebon, Sa’adah, menyebutkan bahwa bentuk kekerasan terhadap perempuan yang paling banyak terjadi pada tahun 2024 adalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), diikuti dengan kekerasan seksual. Kasus-kasus ini terutama menimpa korban yang berusia antara 25 hingga 40 tahun.

“Dari bentuk-bentuk kekerasan yang ada, yang paling tinggi adalah KDRT, diikuti dengan kekerasan seksual. Korban yang paling banyak berusia antara 25 hingga 40 tahun, sedangkan kekerasan seksual lebih banyak dialami oleh perempuan di usia pertengahan,” ujarnya, Rabu (11/12).

Ia melanjutkan, dari segi pendidikan, korban kekerasan yang paling banyak adalah mereka yang berpendidikan hingga tingkat Sekolah Dasar (SD).

“Untuk pelaku, pendidikan terakhir pelaku sebenarnya sebagian besar tidak diketahui, karena banyak korban yang sudah tidak peduli lagi dengan identitas pelaku. Data mengenai pelaku pun sering kali sulit kami dapatkan,” tambahnya.

Sa’adah juga menambahkan bahwa kasus kekerasan terhadap perempuan kini semakin mendapat sorotan dari masyarakat, baik di dunia nyata maupun dunia maya. Hal ini mendorong korban untuk lebih berani melapor dan berbicara mengenai pengalaman mereka.

“Korban yang berani melapor dan berbicara merupakan kemajuan yang baik, karena sebelumnya banyak korban yang tidak berani melapor. Masyarakat kita kini semakin peduli terhadap kekerasan,” ungkapnya.

Faktor lainnya adalah semakin baiknya pengetahuan masyarakat mengenai kekerasan terhadap perempuan, baik dari unsur pemerintah maupun masyarakat itu sendiri.

“Apalagi sekarang, setiap kementerian mulai mengintegrasikan isu-isu terkait kekerasan terhadap perempuan,” pungkasnya. (ade)

Tag
Share