UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon Luncurkan Gerakan Nurani Gunung Jati
Tim PKM UIN SSC Inisiasi Pemetaan Digital dan Pemberdayaan Pengemis di Kawasan Wisata Sunan Gunung Jati.-dokumen -tangkapan layar
CIREBON- Untuk mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) poin pertama, yaitu pengentasan kemiskinan (No Poverty), Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) dari UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon meluncurkan inisiatif sosial bertajuk Gerak Jati (Gerakan Nurani Gunung Jati).
Program ini bertujuan memberdayakan pengemis di kawasan wisata religi Sunan Gunung Jati melalui pendekatan berbasis data dan kolaborasi lintas sektor.
Tim PKM yang diketuai oleh Turasih, M.Si., bersama anggota Varidlo Fuad, M.Pd., dan Muhammad Ikhsan Ghofur, M.A., serta sejumlah mahasiswa, telah memulai langkah inovatif dengan memetakan lokasi pengemis menggunakan teknologi berbasis citra satelit.
BACA JUGA:Kabupaten Cirebon Paling Pertama Gelar Metrologi Legal Award
BACA JUGA:Shin Tae-yong Lakukan Perubahan Posisi saat Kalahkan Myanmar, Bagaimana Lawan Laos?
Tim ini berhasil menghasilkan empat jenis peta digital yang memuat data akurat terkait titik-titik keberadaan pengemis di kawasan wisata.
Dari hasil pemetaan, ditemukan sebanyak 61 titik keberadaan pengemis yang tersebar di kawasan Makam Sunan Gunung Jati. Titik tersebut terbagi menjadi 25 lokasi pengemis lansia, 23 lokasi pengemis usia produktif, dan 13 lokasi pengemis usia anak.
Jumlah pengemis pada masing-masing titik bervariasi, tergantung periode tertentu seperti hari biasa, hari besar keagamaan, atau tradisi kliwonan yang mendatangkan banyak pengunjung.
BACA JUGA:1 Kali Menang dalam 10 Pertandingan, Saatnya Manchester City Pecat Pep Guardiola
BACA JUGA:Mulai 2025, Warga Jakarta Wajib Bayar Biaya Pengelolaan Sampah
Selain pemetaan, tim juga melakukan asesmen terkait pengalaman wisatawan terhadap keberadaan pengemis di kawasan tersebut.
Penilaian ini bertujuan untuk memahami sejauh mana keberadaan pengemis memengaruhi kualitas pengalaman wisata serta menyediakan data yang relevan untuk menyusun program pemberdayaan yang efektif.
“Gerak Jati tidak memandang pengemis hanya sebagai tantangan sosial, tetapi juga sebagai peluang untuk mendorong pemberdayaan yang berkelanjutan"
BACA JUGA:Pungutan Pajak Kendaraan Naik 66 Persen Mulai 5 Januari 2025, Pemilik Kendaraan Perlu Bersiap
"Pemetaan digital dan asesmen ini diharapkan menjadi dasar bagi perumusan kebijakan yang berbasis data dan partisipasi masyarakat,” ujar Turasih, M.Si., Koordinator Tim PKM.
Hasil dari pemetaan dan asesmen ini rencananya akan dipresentasikan dalam Focus Group Discussion (FGD) lintas sektor yang dijadwalkan berlangsung Januari 2025.
FGD tersebut akan melibatkan berbagai pihak, seperti pemerintah daerah, pengelola kawasan wisata, organisasi masyarakat sipil, akademisi, serta perwakilan masyarakat setempat. FGD bertujuan menyamakan pandangan dan menyusun langkah aksi bersama yang partisipatif dan berkelanjutan.