Ngeri, Kejadian di Cirebon: Ruang Kelas Ambruk saat Ada Siswa

Ruang kelas dan laboratorium komputer pada SMPN 1 Talun, Kabupaten Cirebon, ambruk pada Selasa pagi, 10 Desember 2024.-samsul huda-radar cirebon

CIREBON- Bangunan berupa ruang kelas dan ruang laboratorium komputer SMPN 1 Talun, Kabupaten Cirebon, ambruk pada Selasa pagi (10/12/2024) sekitar pukul 08.15. Tujuh siswa terluka. Mereka pun dilarikan ke RS Medimas Kota Cirebon untuk penanganan medis lebih lanjut. 

Ketujuh korban di antaranya Faisal Fahri mengalami luka di bagian kepala belakang, Eka Setiawan yang mengalami luka memar di bagian wajah dan gigi, Selomita mengalami shock sehingga sesak pernapasan, Ravael, Amelia, Melani mengalami shock dan pusing, serta M Syawaludin mengalami luka lecet bagian kaki kanan.

Kepala SMPN 1 Talun Sunarto SPd mengatakan tidak ada tanda-tanda bangunan ruang kelas IX i dan laboratorium komputer itu akan ambruk. Semua mendadak. “Kejadian tiba-tiba," kata Sunarto kepada Radar Cirebon. 

Sementara Wakil Kepala SMPN 1 Talun, Cartiwan, mengaku tidak menyaksikan ambruknya bangunan tersebut. Waktu kejadian, ia berada di ruang sebelah. Hanya mendengar suara keras dari ambruknya atap bangunan ruang Kelas XI i dan lab komputer.

BACA JUGA:Dahlan Iskan Dorong Putra-Putri Daerah Majukan Ciayumajakuning

“Saya ada di ruang sebelah, terdengar suara keras. Langsung lari keluar, ke lapangan, tapi tidak ada apa-apa. Pas lari ke depan, ternyata bangunan kelas XI i dan ruang komputer ambruk," kata Cartiwan kepada Radar Cirebon.

Dalam suasana cemas, panik, dan gelisah, Cartiwan dan guru lainnya langsung masuk ke kelas yang ambruk. Mereka mencoba mengevakuasi siswa yang ada di dalam agar segera keluar. Pihaknya tetap menerobos bangunan yang roboh untuk mencari siswa yang ada di dalam. 

Semua siswa pun berhasil keluar, namun masih ada beberapa tas yang tertinggal. “Alhamdulillah semua berhasil dievakuasi. Kalau luka, ada siswa yang luka di jidat ada juga luka di leher. Paling banyak itu di tangan karena mereka menutupi kepala pakai tangan. Rata rata mereka perempuan,” jelasnya.

Ia menambahkan, waktu kejadian ada 16 siswa yang di dalam kelas. Mereka yang ada di dalam kelas adalah yang berangkat untuk remedial. “Tadi yang dievakuasi ke puskesmas dan RS Medimas itu ada 7 orang. Katanya luka ringan, jadi sudah pulang ke rumah," jelasnya.

BACA JUGA:Rayakan HUT Ke-53 KORPRI, Pemkot Cirebon Gelar Fun Run

Sementara itu, tak lama setelah kejadian itu, Pj Bupati Cirebon Wahyu Mijaya MSi bersama Ketua DPRD Dr Sophi Zulfia SH MH dan Kepala Dinas Pendikan Ronianto MPd turun ke lokasi. 

Pada kesempatan itu, Pj Bupati Cirebon mengatakan pihaknya akan menginventarisir semua bangunan yang memakai baja ringan dan masih memakai genting tidak standar. "Ini akan ditindaklanjuti melalui rapat pimpinan,” katanya.

“Kami juga akan menginventarisir semua bangunan sekolah milik pemerintah yang masih menggunakan baja ringan dengan penutup genteng tanah. Ini sebagai antisipasi agar tidak ada kejadian serupa," sambung Pj Bupati. 

Menurut Wahyu Mijaya, robohnya atap dua ruang bangunan di SMPN 1 Talun yang menggunakan baja ringan diduga karena tidak mampu menopang genteng yang terbuat dari tanah. Atap yang ambruk itu adalah hasil renovasi tahun 2021 lalu. 

Tag
Share