Makna Berwudu
Ilustrasi wudu.-istimewa-
BACA JUGA:Minta Prabowo Tolak Gus Miftah Mundur
Dialog dengan fisik tersebut, memberikan kesadaran akan fungsi fisik yang cenderung mewakili hal yang baik maupun buruk yang ditimbulkan oleh jiwa atau hati.
Kebaikan dan keburukan yang bersarang pada jiwa atau hati, akan tampak dan terwakili oleh prilaku fisik. Maka, ketika dialog dilaksanakan dengan fisik, mendesak fisik agar tidak mau mewakili hal-hal yang buruk yang bersandar pada hati dan jiwa.
Begitupun dengan hati dan jiwa, ketika dialog dilakukan secara terus menerus, mengingatkan jiwa dan hati tersadarkan agar jiwa dan raga menjaga diri untuk tidak berbuat jahat dan maksiat yang akan dicerminkan oleh fisik.
Fisik memiliki komitmen kuat untuk selalu berbuat baik dan akan melakukan segala perintah Allah SWT. Maka, pada saat kita telah wudu, apakah hati kita, jiwa kita dan fisik kita terasa menjadi suci sehingga kita layak betrtemu Tuhan?
BACA JUGA:Perbaikan Jalan Kabupaten Cirebon Masih Kurang 200 Km Lagi, DPUTR Bilang Begini
Atau kesucian yang kita rasakan hanya sekedar secara fisik sah dan layak untuk salat, sementara jiwa dan raga belum suci sehingga tidak hadir pada saat salat?
Atau kita memang telah merasakan betapa dahsyatnya wudu. Setelah wudu kita merasa suci hati, suci jiwa dan suci fisik yang akan menempel pada bumi Allah untuk memepersembahkan ibadah terbaik dalam hidup ini. Bila itu yang terjadi, bersyukurlah pada Allah SWT.
Karena semua berkat karunia atau pemberian Allah. Allah, Tuhan yang akan membolak balikkan hati manusia. Semoga hati kita selalu ditetapkan untuk terus pada agama Allah. Yaitu Islam. Amin Ya Rabbal Alamin. (*)
*Penulis adalah Guru PAI Senior SMP Negeri 8 Kota Cirebon