Kera Berekor Panjang Serang Tanaman Petani
BACA JUGA:Manfaatkan TARI untuk Salurkan Hobi
Terpisah, Kepala Dusun Cijurai, Desa Kulur, Kecamatan Majalengka, Iwan Raswan (43), menyebutkan bahwa para petani di dusunnya sangat dirugikan akibat serangan kera-kera yang merusak tanaman dan kebun mereka.
Menurut Kadus Iwan, pihaknya sudah berkomunikasi dengan petugas BKSDA Jawa Barat, Deden, untuk menanganinya.
“Kemungkinan kera-kera itu turun menyerang lahan warga karena makanan di hutan sudah berkurang dan mereka kelaparan. Kera-kera itu berkelompok saat merusak dan memakan tanaman serta kebun warga,” jelas Kadus Iwan.
Disebutkan Iwan, ada sekitar 200-an lebih kera yang berkeliaran di wilayah Cijurai. Untuk sementara, warga menjaga tanaman mereka, terutama pada siang dan sore hari, untuk menghalau kera-kera tersebut.
BACA JUGA:Siap Gunakan Medsos sebagai Sarana Promosi dan Edukasi
“Kami sangat berharap pemerintah daerah, melalui dinas terkait, turun tangan untuk mengatasinya karena akibat tanaman diserang kera, hasilnya berkurang secara drastis,” katanya.
Saat dikonfirmasi Radar, Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kabupaten Majalengka, Drs. Agus Permana MP menyatakan akan berkoordinasi dengan para penyuluh, pihak TNGC, dan BKSDA untuk mengatasi masalah kera tersebut.
Sementara itu, Kepala Seksi KSDA Wilayah VI Tasikmalaya BBKSDA Jawa Barat, Sarif Hidayat SSos MSc mengatakan bahwa satwa liar dibagi menjadi dua kategori: satwa liar dilindungi dan satwa liar tidak dilindungi.
Berdasarkan regulasi, satwa liar yang dilindungi merupakan milik negara dan harus dilindungi, dalam hal ini melalui BBKSDA Jawa Barat.
BACA JUGA:Lucky Hakim-Syaefudin Resmi Juara
Sedangkan untuk satwa yang tidak dilindungi, termasuk MEP, berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014, kewenangannya ada di pemerintah daerah (provinsi atau kabupaten/kota).
Namun demikian, dalam koordinasi di lapangan, pihaknya sering diminta untuk membantu penanganannya.
“Kami di tingkat tapak resort Cirebon, yang wilayah kerjanya meliputi wilayah 3 Cirebon, seringkali membantu dalam hal upaya penanganannya, baik langsung ataupun menerima penyerahan satwa dari upaya yang dilakukan masyarakat atau instansi terkait,” bebernya melalui sambungan ponselnya.
Ditambahkan Sarif, perlu ada sinergi dan kepedulian dari berbagai pihak dalam penanganan konflik satwa liar ini.