Etika

Oleh: Abdul Rozak*

BEBERAPA hari lalu Anna Sabandina sedang mengobrol dengan istrinya. Obrolan mengenai makan siang. Anna memilih selalu makan di rumah.

Dia menikmati masakan pilihan istrinya. Makan di rumah terasa lega hati, luas tempatnya, tidak terburu-buru dan tidak perlu mengeluarkan kartu ATM.

Makan itu bisa disederhanakan dan bisa juga dirumitkan. Kita bisa menyiapkan hati untuk merasa nikmat makan apa pun, tidak banyak bertanya, tidak berkomentar tentang makanan pada saat sedang makan.

BACA JUGA:Jayden Oosterwolde Beri Sinyal Perkuat Indonesia? Masih Fokus ke Timnas Belanda

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mencela makanan sama sekali. Kalau beliau menyukainya, maka akan beliau makan. Dan jika tidak menyukainya, beliau meninggalkannya.” [HR al-Bukhâri dan Muslim]. Anna berupaya selalu mengikuti perilaku Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam.

Anna selalu menyerahkan urusan makanan kepada istrinya. Dia percaya bahwa istrinya akan selalu memilihkan makanan yang halal, baik, dan berkah.

Makanan itu itu menentukan kondisi tubuh, kondisi hati, kondisi otak. Makanan bagi Anna adalah masalah keterjagaan.

Dia memerlukan tenaga yang bugar, pikiran sehat agar dapat menjalankan amanah Allah dengan baik. Dia menjaga pemberian Allah yang tidak terhingga agar tetap berjalan seperti yang diperintahkan Allah.

BACA JUGA:WADUH, Pau Marti Umumkan Tinggalkan Timnas Malaysia, ASEAN Cup di Depan Mata

Anna senang makan enak (halal, baik, berkah, sederhana, apa yang ada dimakan, apa yang tidak ada tidak pernah dibayangkan). Makan enak sangat dipengaruhi hati. Makanan itu tergantung kondisi hati saat itu.

Orang yang tidak punya utang, jujur dalam segala hal, selalu baik kepada siapa pun, taat menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, disediakan apa pun menjadi enak di mulut karena hatilah yang menikmatinya.

Jadi, kelola hati sebelum makan. Biarkanlah hati yang memilih menu. Hati yang riang akan memilih dengan kesenangan, akan menentukan dari apa yang ada.

Tangannya akan mengambil yang ada, yang dapat memenuhi kebutuhannya. Dia akan makan secukupnya. Dia akan menyimpan makanan di piringnya sebanyak yang dibutuhkannya.

Tag
Share