Puncak HSN, Doakan Santri Suskes Mengejar Ilmu
DOAKAN SANTRI: PCNU Kabupaten Cirebon menggelar acara puncak Hari Santri Nasional (HSN), Jumat malam (8/11). -ist-RADAR CIREBON
CIREBON-Puncak peringatan hari santri (HSN) PCNU Kabupaten Cirebon berlangsung khidmat. Acara yang berlangsung di Komplek Sekretarian MWCNU Dukupuntang, Jumat malam (8/11) itu, menghadirkan pelantun salawat, Sayyid Zulfikar Basyaiban Al-Idrisi.
Dalam kesempatan itu, Sayyid Zulfikar berpesan kepada para santri di Kabupaten Cirebon untuk tidak lelah dalam mencari ilmu.
“Seorang pemuda, apa lagi dia santri, maka harus mempunyai bekal ilmu dan ketakwaan. Jika tidak memiliki keduanya, maka hidupnya tidak akan berarti apa-apa,” ujar Sayyid Zulfikar.
Tidak hanya itu, ia pun mendoakan para santri agar diberikan kesabaran tanpa lelah dalam mengejar ilmu. “Semoga para santri di Cirebon diberikan ilmu yang bermanfaat fiddini waddunya wal akhirah,” terangnya.
Sementara itu, Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Cirebon, KH Aziz Hakim Syaerozie menyampaikan, Cirebon merupakan wilayah yang mempunyai hubungan erat akan lahirnya peringatan Hari Santri Nasional (HSN).
“Kalau kita hubungkan, Cirebon ini ada kaitannya dengan lahirnya HSN. Hari berdarah yang ditandatangani Presiden Joko Widodo pada 15 Oktober 2015 itu salah satu dasarnya adalah resolusi jihad yang digagas Hadratusyekh Hasyim Asy’ari,” terangnya.
Sebelum pertempuran 10 November di Surabaya, Kang Aziz --sapaan akrab KH Aziz Hakim Syaerozie menyebut bahwa Hadratusyekh Hasyim Asyari tidak mau melakukan perlawanan agresi Belanda sebelum datangnya singa-singa dari Cirebon.
“Singa-singa yang dimaksud ini adalah para kiai dari Cirebon, khususnya KH Abdul Abbas Jamil dari Buntet Pesantren Cirebon, dan sejumlah pesantren lainnya, termasuk Babakan Ciwaringin,” katanya.
Untuk itu, lanjut Kang Aziz, hari santri ini menjadi momentum yang tepat dalam menegakkan sikap nasionalisme dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
“Kami mengajak para santri untuk bersama membangkitkan rasa nasionalisme dan nilai kebangsaan kita, serta menjaga keutuhan NKRI,” tandasnya.
Kiai Aziz menilai, salah satu wujud nasionalisme saat ini adalah mampu menciptakan kondusifitas jelang berlangsungnya Pilkada serentak 2024.
“Alangkah cederanya wasilah demokrasi ini yang kemudian masyarakat dirugikan oleh kepentingan politik yang sifatnya sesaat. Kalau sudah seperti itu, tentu yang rugi adalah kita bersama, warga NU,” pungkasnya. (sam)