Menunggu Gebrakan Mendikdasmen

Mendikdasmen Abdul Mu’ati.-istimewa-

BACA JUGA:Aspirasi dan Keluhan Masyarakat Terhadap Pelayanan Kepolisian

Persoalan tersebut, boleh jadi dipicu karena pemerintah tidak lagi memberlakukan NEM sebagai syarat masuk SMP, SMA, dan menggantinya dengan zonasi serta menghilangkan sekolah favorit.

Cara ini mestinya baik, apabila pemerintah mampu membuat setiap sekolah dengan sarana dan budaya belajar yang sama. Nyatanya, setelah program ini berlangsung lama, sekolah unggulan masih tetap ada.

Dan justru banyak kasus siswa yang domisilinya dekat dengan sekolah tidak tertampung. Selain itu, telah memupus angan-angan dan semangat siswa untuk bersaing belajar di sekolah favorit. 

Inilah salah satu penyebab rendahnya motivasi belajar siswa. Motivasi belajar siswa rendah juga dapat dipicu karena tidak diberlakukan syarat tidak naik atau tidak lulus.

BACA JUGA:Telkom Resmikan neuCentrIX Cirebon

Sebetulnya, kriteria kenaikan dan kelulusasn itu ada, namun hanya sebatas rujukan administartif saja. Banyak guru dan kepala sekolah memaknai berbagai kebijakan pendidikan dengan meminimalisir siswa tidak naik kelas. 

Hal ini karena banyak sekolah yang belum mampu menerapkan kriteria kenaikan dan kelulusan dalam proses belajar mengajar.

Hampir kebanyakan sekolah membicarakan kriteria kenaikan kelas dan kelulusan hanya saat akhir semester atau akhir ajaran. Ini bukti krireria kenaikan dan kelulusan belum masuk dalam proses belajar mengajar.

Kebijakan ini diikuti oleh kejadian naiknya siswa-siswa malas dan memiliki ketidak hadiran yang banyak. Pemandangan ini tentu memicu siswa menjadi semakin tidak memahami apa itu naik. 

BACA JUGA: DKUKMPP Latih Ketrampilan Olahan Makanan

Oleh karenanya, guru berharap agar muncul kebijakan untuk tidak memaksa siswa untuk lulus atau naik, dan memberlakukan kembali raport dengan nilai merah.

Untuk mengatasi krisis moral yang terjadi pada siswa, perlu mengembalikan lagi pelajaran PMP (Pendidikan Moral Pancasila).

Norma-norma ke Indoneisaan yang dipandang perlu dikenalkan pada siswa perlu diajarkan di sekolah, karena di sekolahlah siswa lebih banyak berada.  Setelah lima hari kerja, siswa lebih lama diam di sekolah disbanding di rumah. 

Maka, sekolah menjadi ujung tombak pembentuk pengtahuan dan moralitas. Maka diharpakan dengan diberlakukannya PMP dapat membantu siswa untuk bertindak benar dan baik.

Tag
Share