Tim Dosen STIKes Indramayu Bergerak Turunkan Stunting
AKTIF: Tim Dosen dari STIKes Indramayu dan Unwir menggelar program PKM untuk menurunkan angka stunting di Desa Wanantara.-istimewa-radar indramayu
INDRAMAYU- Stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, masih menjadi masalah serius di Indonesia.
Berdasarkan data tahun 2023, angka prevalensi stunting nasional mencapai 21,6%. Meskipun sudah menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, angka ini masih jauh dari target pemerintah, yaitu 14% pada tahun 2024.
Ketua Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) sekaligus dosen Prodi Sarjana Kesehatan Masyarakat STIKes Indramayu, Setyo Dwi Widyastuti SKM MKM didampingi Dartiwen SST MKes, menyampaikan hal tersebut dalam siaran pers di ruang kerjanya, Rabu (16/10).
Menurut Setyo, Kabupaten Indramayu juga masih menghadapi masalah stunting, dengan angka prevalensi mencapai 28,2% pada tahun 2023.
BACA JUGA:Mengejar Mimpi di Balik Keterbatasan Ekonomi
Kondisi ini mendorong berbagai pihak untuk mengambil tindakan nyata. Sejak Januari, program PKM dilaksanakan dengan tujuan mengedukasi kader posyandu mengenai kebutuhan gizi balita serta memberikan pelatihan pembuatan makanan tambahan (PMT) berbahan pangan lokal untuk mendukung penurunan stunting di wilayah tersebut.
“Bahan pangan lokal yang dimanfaatkan dalam program ini antara lain kangkung, bayam, daun kelor, terong, daun singkong, okra, dan ubi,” jelas Setyo.
Untuk mendukung pelaksanaan program ini, kader posyandu dibekali dengan peralatan dapur, mulai dari alat masak hingga alat penyajian.
Tim PKM dosen juga menyusun berbagai resep PMT berbasis pangan lokal ke dalam sebuah buku yang telah terdaftar Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dengan nomor pencatatan 000777944.
BACA JUGA:Meminta Bahagia
Buku tersebut menjadi panduan bagi masyarakat dalam menyediakan makanan sehat untuk balita.
Selain itu, tim PKM membimbing kader posyandu dalam proses penanaman bahan pangan lokal dengan metode semi-hidroponik yang lebih praktis dan dapat dilakukan di pekarangan rumah.
Tanaman pangan ini diberi nama "Taman Gizi" sebagai simbol upaya peningkatan kualitas gizi di Desa Wanantara.
“Program PKM ini sejalan dengan upaya pemerintah pusat dan Pemerintah Kabupaten Indramayu dalam menurunkan angka stunting, yang masih menjadi tantangan besar di berbagai wilayah Indonesia,” tuturnya.