Dekap Kebudayaan Episode 6: Permainan Tradisional Cirebon “Menjaga Api Anak-Anak Leluhur”

Ilustrasi permainan tradisional yang dimainkan anak-anak.-Lingokids-

Oleh: Nani Suryani SPd

Di tanah Cirebon, cerita lama, Berkisah permainan, nenek moyang, Egrang dan Congklak, gema masa, Nyanyian leluhur narasi tradisi.

Sayup-sayup suara tembang berbaur dengan gerimis yang menapakkan rintiknya pada pelataran Redsa. Langkah kaki disegerakan. Mereka sudah menunggu per dua minggu sekali. Ini kegiatan Talenta yang ke-18, saya mendampingi mereka.

“Ibu! Saya mau membacakan ini saja. Jangan video lagi sih, Bu!” “Iya mangga!  Tapi tampilkan dulu, dong!”

Permainan Tradisional Cirebon Sebagai Warisan Leluhur.

BACA JUGA:79 Orang Tewas Ditembak KKB di Papua

Di jantung Cirebon, di mana budaya berpadu dan berkisah, tersembunyi harta yang berharga yaitu permainan tradisional. Di dunia modern yang dipenuhi teknologi, permainan ini tetap menjadi sumber kebahagiaan dan pembelajaran, menghubungkan kita dengan masa lalu yang kaya.

Anak-anak bermain Egrang, menari di atas bambu, menantang keseimbangan dan ketangkasan mereka. Di Congklak, setiap biji yang jatuh adalah langkah strategi dan hitungan, mengajarkan kita tentang kesabaran dan kecerdikan.

Lalu, lihatlah Gasing yang berputar, simbol keseimbangan dan keselarasan, dan Balap Karung yang membawa kegembiraan dan kebersamaan. Permainan ini lebih dari sekadar rekreasi. Mereka adalah pelajaran tentang kerja sama, keadilan, dan hormat terhadap sesama.

Di Cirebon, upaya melestarikan permainan ini terus berlangsung. Melalui festival, program sekolah, dan kompetisi, api warisan ini terus bernyala, mencerahkan generasi masa kini dan yang akan datang.

BACA JUGA:Ngaji Sadar Diri

Di tengah perubahan zaman, permainan tradisional Cirebon tetap relevan, mengajak generasi baru untuk merasakan sukacita yang sama seperti nenek moyang mereka. Lebih dari sekadar permainan, ini adalah soal menjaga warisan, menjaga api leluhur tetap menyala di hati setiap generasi Cirebon.

 “Kerennya pakai banget, Nak!”

Itulah sekilas keseharian kami bertiga membersamai mereka.

Tag
Share