Ngaji Sadar Diri

Ilustrasi--

Oleh: Endang Kurnia

KITA seharusnya bersyukur atas rezeki yang melimpah. Namun sayang, kita sering tidak memiliki rasa “sadar diri”. Sadar diri tidak hanya sadar akan posisi diri sendiri. Tetapi juga sadar akan potensi dalam diri.

Seseorang yang sadar diri, memiliki kesadaran akan potensi dan kelemahan dirinya. Oleh karena itu, dalam diri masing-masing perlu cerminan untuk membenahi pribadi tersebut.

Banyak kejadian berawal dari sikap yang tidak sadar diri. Banyak peristiwa buruk terjadi karena seseorang atau sekelompok orang tidak sadar diri.

Terkadang, hal yang baik akan berlangsung jika setiap orang memiliki rasa sadar diri. Sadar akan posisi dan potensi diri sendiri. Dengan sadar diri, seseorang dapat memiliki fondasi yang kokoh dalam menjalani kehidupan.

BACA JUGA:Jelang Nataru, Bahas Potensi Kepadatan di Tol

Lantas, mengapa setiap orang perlu “sadar diri”? Banyak hal yang dapat kita jadikan contoh. Misalnya: Ketika seseorang sadar bahwa dia memiliki potensi di dunia tarik suara dan tidak cukup pintar dalam hal akademik, tentunya dia seharusnya sadar untuk tidak memaksakan mengambil kuliah jurusan elektro. Tetapi lebih memilih memperdalam teknik bernyanyi.

Contoh lain, seorang suami selayaknya sadar diri bahwa dirinya adalah suami dari seorang istri. Jika dia sadar diri, tentunya pulang kerja tidak mungkin masih bersantai-santai nongkrong hingga larut malam, tebar pesona kepada para gadis, menggoda istri orang lain, atau lirik sana lirik sini.

Dia tidak sadar, bahwa dia seorang suami yang istrinya di rumah telah tiga kali menghangatkan sayur sambil terkantuk-kantuk menunggu.

Lain halnya dengan seorang istri selayaknya sadar, bahwa dirinya adalah istri dari seorang suami. Jika dia sadar diri, tentunya tidak akan berani bergenit-genit di depan lelaki lain, bermanja-manja pada suami orang, menggoda berondong, atau dugem hingga larut malam.

BACA JUGA:Vietnam Sebut Bakal Naturalisasi 20 Pemain

Dia seharusnya sadar bahwa dia hanya bisa bermanja pada suami. Dan memenuhi kewajibannya sebagai seorang istri. Dia seharusnya ingat, bahwa anak-anak menunggu perhatian dan kasih sayang. Jika suami dan istri sadar diri, sadar posisinya masing-masing, alangkah indahnya.

Sadar akan rakyat Indonesia yang menginginkan untuk dibawa ke arah yang lebih baik. Sadar bahwa menjadi pemimpin Indonesia, berarti memimpin negeri dengan segala keberagaman dan kebinnekaan. Sadar menjadi pemimpin negeri bukan hal yang mudah.

Layakkah mencalonkan diri? Mampukah memimpin negeri? Apakah yakin dapat membawa Indonesia lebih baik? Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dijawab oleh nurani masing-masing.

Tag
Share