Wanita Israel Terluka dan Kehilangan Ibunya setelah Ditembaki Pasukan Israel
Warga menyambut dengan suka cita atas diserahkannya rekan maupun familinya dalam keadaan baik setelah ditahan oleh pasukan Hamas Brigade Al Qasam. -ist-radar cirebon
Seorang wanita Israel yang baru-baru ini dibebaskan dalam pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas membagikan kisah tragisnya.
Ia mengungkapkan bahwa ibunya tewas dan dirinya terluka ketika pasukan Israel melepaskan tembakan ke arah kendaraan yang membawanya saat diculik.
Dalam sebuah wawancara yang disiarkan oleh Channel 12 Israel, dia menceritakan bagaimana dia dibawa oleh tentara bersenjata kelompok Palestina Brigade Al-Qassam dengan traktor, yang akhirnya ditembaki oleh pasukan Israel.
"Ibuku, yang sangat saya cintai, tewas. Saya terluka di belakang dan saudara lelaki saya terluka di bagian kaki," tutur wanita itu. Saluran siaran itu juga mengklaim bahwa tentara Israel melepaskan tembakan untuk menghentikan traktor menuju Gaza.
BACA JUGA:Pilpres 2024, Putin Capres Independen
Protokol Hannibal Israel, yang diterapkan oleh Israel sebagai tanggapan terhadap krisis penyanderaan pada tahun 1986, telah menjadi rahasia selama hampir 20 tahun. Protokol ini bertujuan untuk mencegah pembayaran tinggi bagi para sandera, serta mengizinkan pelenyapan sandera dan penyandera jika upaya penyelamatan gagal.
Masyarakat baru mengetahui tentang protokol ini pada tahun 2003, ketika seorang dokter Israel yang bertugas sebagai tentara cadangan di Lebanon mengungkapkannya kepada surat kabar Haaretz.
Pada 19 November, laporan pers Israel menyoroti serangan Hamas terhadap Kibbutz Be'eri pada 7 Oktober, yang menyebabkan kematian 14 orang, termasuk anak kembar Liel dan Yanai Hetzroni yang berusia 12 tahun. Meskipun awalnya dijelaskan sebagai "kebrutalan Hamas", para saksi kemudian menyatakan bahwa pasukan Israel menembakkan peluru tank ke rumah tempat para sandera ditahan yang menjadi penyebab kematian mereka. (ant)