Waspada! Banyak Akun Palsu Jelang Pilkada

MAJALENGKA - Di era digitalisasi, kampanye tidak hanya dilakukan secara tatap muka.
Media sosial kini juga menjadi alat untuk menarik simpati masyarakat.

Namun, praktik kampanye di media sosial terkadang tidak menyampaikan ide dan gagasan dengan baik.
Seringkali, kita menemukan saling menghujat secara personal di beranda media sosial.

Bahkan, akun-akun palsu banyak bertebaran di media sosial setiap memasuki momen pilkada.
Hal ini seperti yang disampaikan oleh Akademi Pemilu dan Demokrasi (APD) Kabupaten Majalengka, Alan Barok Ulumudin.

"Jika melihat potensi berita hoaks dan kampanye hitam, kita sekarang sudah bisa melihat bahwa praktik-praktik tersebut mulai bertebaran di media sosial. Banyak akun anonim yang kontennya membuat kita geleng-geleng kepala," kata Alan, Senin, 7 Oktober 2024.

BACA JUGA:KONI Sudah Bikin Pengaduan, BK Segera Proses Ketua DPRD Kota Cirebon

Dalam pengamatannya, postingan dari akun-akun tersebut dapat memecah belah masyarakat.
Pasalnya, konten dari akun anonim ini sering memuat kampanye yang tidak sehat.

"Di postingan mereka, seringkali diangkat isu sensitif yang dapat memanaskan suasana," ujarnya.
Oleh karena itu, Alan meminta masyarakat untuk tidak mudah terpengaruh oleh postingan di media sosial.

Masyarakat harus lebih cerdas dalam menyerap informasi agar tidak terpapar informasi yang menyesatkan.
Masyarakat sebaiknya tidak mudah termakan isu yang dapat mengadu domba dan harus lebih bijaksana.

Sebagai langkah preventif, penting untuk memeriksa kebenaran informasi sebelum membagikannya agar tidak ikut menyebarkan hoaks.

BACA JUGA:Istri Ketua PAN Jurkam Karna

Pasalnya, hoaks dan kampanye hitam dapat menyebabkan polarisasi, memecah belah antara pendukung, dan akhirnya merusak kedamaian Pilkada di Majalengka.

Sementara itu, Koordinator Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia untuk wilayah Jawa Barat, Asep Jubaedillah (Ajuba), menyampaikan bahwa potensi kampanye hitam dan hoaks di Pilkada 2024 sangat besar.

Banyaknya pengguna media sosial di Indonesia menjadi alasan para politisi membidik kampanye di platform tersebut.

"Menurut saya, potensi kampanye hitam dan hoaks di media sosial pada Pilkada 2024 sangat besar, terutama mengingat peran media sosial yang semakin dominan dalam politik Indonesia. Media sosial membuka peluang besar bagi penyebaran informasi palsu atau kampanye hitam yang bertujuan untuk menjatuhkan lawan politik," kata Ajuba melalui telepon selulernya.

Tag
Share