Problematika Minat Baca
Ilustrasi--
Oleh: Achmad Salim
INDONESIA menampung jutaan penduduk, punya ribuan pulau, menyimpan banyak keindahan, keunggulan, dan banyak hal menarik lainnya.
Meskipun banyak yang mengagumi negeri ini, hingga pada acara G20 Indonesia berada pada urutan pertama nominasi negara terindah, tetapi pada persentase lain Indonesia menduduki tingkat nomor 2 dari bawah, yakni dalam aspek minat baca.
Mengapa demikian? Apakah kita kekurangan akses untuk meningkatkan minat baca? Lalu apa faktor-faktor yang mempengaruhi lemahnya minat baca masyarakat Indonesia?
Setidaknya, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi minat baca masyarakat. Sedikit yang saya ketahui, yaitu: Pertama, faktor lingkungan. Lingkungan yang baik dipengaruhi oleh orang-orang yang akan memberikan dorongan positif pada aspek kehidupannya, salah satunya mendorong untuk selalu update dan membaca.
BACA JUGA:Kebutuhan Pangan Pokok Terkendali
Sebab, tanpa ada lingkungan yang mendukung, minat baca juga akan sukar diraih. Selain itu, kuantitas orang yang rajin membaca buku menurun sebab menjadi bahan olok-olok karena dianggap paling rajin (kutu buku).
Kedua, perkembangan teknologi. Perlu diketahui, penduduk Indonesia 60 persen sudah mengenal teknologi berupa gawai.
Membuka buku tahun demi tahun akan berkurang, sebab sekarang banyak buku telah dikemas dalam bentuk digital. Meski telah hadir dalam bentuk e-book, ternyata masih banyak orang malas membaca.
Gawai lebih banyak dipergunakan untuk bermain game dan media sosial. Faktor selanjutnya yaitu budaya copy paste. Hal ini sebenarnya banyak sekali manfaat positifnya, apalagi untuk masalah menyalin sebuah data tanpa memerlukan tenaga berlebih.
BACA JUGA:Panwaslu Sumberjaya Minta Masyarakat Jadi Pengawas Partisipatif
Namun, kini hal itu membuat siswa dan mahasiswa menjadi malas membaca buku. Tujuannya hanya sekadar untuk menyelesaikan sebuah tugas.
Ketiga, kurang motivasi. Hal yang dapat mendorong semangat seseorang dalam membaca dan berhasrat mengunjungi tempat-tempat bacaan seperti perpustakaan, museum arsip, dan sejenisnya.
Oleh karena itu, sangat dibutuhkan sebuah motivasi dan dukungan yang tujuannya untuk mendorong seseorang gemar membaca.