Peran Pendidikan Kesehatan dalam Pencegahan Stunting

PENGABDIAN MASYARAKAT: Program Studi DIII Kebidanan Cirebon Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya turut melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat untuk mencegah stunting bertempat di Aula UPT Puskesmas Sitopeng, beberapa waktu lalu.-APRIDISTA SITI RAMDHANI-

Kota Cirebon juga memiliki target cakupan ASI eksklusif sebesar 80%. 

Kelurahan Argasunya, yang merupakan wilayah kerja UPT Puskesmas Sitopeng, memiliki cakupan ASI eksklusif sebesar 69,9% berdasarkan Bulan Penimbangan Balita Agustus 2024. 

”Belum maksimalnya capaian ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk pengetahuan ibu, sosial budaya setempat, ibu yang bekerja, ibu yang sakit, dan anggapan bahwa ASI kurang,” jelasnya.

Untuk itu, Tim Pengabdian Masyarakat Program Studi D.III Kebidanan Cirebon Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya hadir untuk memberdayakan kader posyandu sebagai Kader Peduli ASI Hebat (KaLi ASI-H). 

Kader dibekali pengetahuan tentang manajemen laktasi dan keterampilan dalam melakukan konseling kepada ibu hamil tentang persiapan menyusui. 

Melalui kegiatan ini, diharapkan kader dapat mempersiapkan ibu hamil dengan lebih baik, mengenal anatomi payudara, memahami pentingnya ASI, mengetahui kunci keberhasilan menyusui dan manfaatnya, serta memahami masalah-masalah dalam pemberian ASI dan mitos-mitos menyusui. Selain itu, kader juga dibekali teknik konseling menyusui. ”Diharapkan anggapan bahwa susu formula dapat menggantikan ASI tidak akan terjadi, karena ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi dan tidak dapat tergantikan oleh makanan dan minuman lainnya hingga usia 6 bulan, dan dapat dilanjutkan dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang berkualitas,” ujarnya.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini berlangsung di Aula UPT Puskesmas Sitopeng beberapa waktu lalu, diikuti oleh 23 kader posyandu. 

Kegiatan dibuka oleh Kepala Tata Usaha (Ka TU) UPT Puskesmas Sitopeng, Arifatul Fahmi, S Kep Ners, dan dihadiri oleh Nita Riani Puspita SKM sebagai Pelaksana Program Gizi UPT Puskesmas Sitopeng. 

Kegiatan diawali dengan pemberian kuesioner kepada kader untuk mengukur tingkat pengetahuan awal sebelum edukasi tentang manajemen laktasi. 

Hasilnya menunjukkan nilai rata-rata pengetahuan awal sebesar 56,5% (13 kader). 

Setelah edukasi, terdapat peningkatan pengetahuan menjadi 78,3% (18 kader), menggambarkan bahwa kelas edukasi laktasi bagi kader dapat meningkatkan pengetahuan tentang manajemen laktasi. 

Selain itu, untuk menilai keterampilan kader dalam mengedukasi ibu hamil tentang persiapan menyusui, juga dilakukan praktik konseling dengan teknik bermain peran di bawah bimbingan tim pengabdi.

Evaluasi menunjukkan bahwa kader dapat menerapkan teknik konseling dengan baik.

Sebagai tindak lanjut, Puskesmas dapat melakukan pendampingan terhadap kader untuk menerapkan hasil pengabdian masyarakat, seperti melakukan edukasi tentang laktasi kepada sasaran terkait dalam kegiatan Posyandu di masing-masing RW.

”Keberlangsungan kegiatan ini diharapkan dapat berkontribusi dalam mewujudkan target Pemda Kota Cirebon yaitu zero stunting dan melahirkan generasi emas pada tahun 2045,” tutupnya. (apr/opl)

Tag
Share